Senin, 28 April 2014

Pengertian Bumi beserta Struktur Lapisan Bumi

Selasa, 29 April 2014
Pengertian Bumi beserta Struktur Lapisan Bumi
Bumi telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang  lalu.  Bumi merupakan planet dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang dekat dengan matahari.  Jarak bumi dengan matahari sekitar 150 juta km, berbentuk bulat dengan radius ± 6.370 km.  Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis mahluk hidup.  Permukaan bumi terdiri dari daratan dan lautan. Secara struktur, lapisan bumi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
1.   Kerak bumi (crush)
Kerak Bumi atau Crush merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi).  Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batu-batuan basa dan masam.  Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup.  Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 oC.  Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer.

2.  Selimut atau selubung (mantle)
Selimut atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi.  Tabal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat.  Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 oC.Pojok Pedia

3.  Inti bumi (core)
Inti bumi (core) yang terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam  besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat  pada kedalaman 2900 – 5200 km.  Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam.  Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas   besi cair yang suhunya mencapai 2.200 oC.  inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km.  Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai 4.500 oC.
 Struktur Lapisan Bumi
Berdasarkan susunan kimianya, bumi dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni bagian padat (lithosfer) yang terdiri dari tanah dan batuan; bagian cair (hidrosfer) yang terdiri dari berbagai bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau dan sungai; bagian udara (atmosfer) yang menyelimuti seluruh permukaan bumi serta bagian yang ditempati oleh berbagai jenis organisme (biosfer). Keempat komponen tersebut berinteraksi secara aktif satu sama lain, misalnya dalam siklus biogeokimia dari berbagai unsure kimia yang ada di bumi, proses transfer panas dan perpindahan materi padat. Empat macam susunan kimia yang terdapat di Bumi, yaitu :
A. Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh dengan ketebalan lebih dari 650 km.  Gerakan udara dalam atmosfer terjadi terutama karena adanya pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran bumi. Perputaran bumi ini akan mengakibatkan bergeraknya masa udara, sehingga terjadilah perbedaan tekanan udara di berbagai tempat di dalam atmosfer yang dapat menimbulkan arus angin.

Pada lapisan atmosfer terkandung berbagai macam gas.  Berdasarkan volumenya, jenis gas yang paling banyak terkandung berturut-turut adalah nitrogen (N2) sebanyak 78,08%, oksigen (O2) sebanyak 20,95%,  argon sebanyak 0,93%, serta karbon dioksida (CO2) sebanyak 0,03%.  Berbagai jenis gas lainnya jufga terkandung dalam atmosfer, tetapi dalam konsentrasi yang jauh lebih rendah, misalnya neon (Ne), helium (He), kripton (Kr), hidrogen (H2), xenon (Xe), ozon (O3), metan dan uap air.

Di antara gas-gas yang terkandung di dalam atmosfer tersebut, karbon dioksida dan uap air terkandung dalam konsentrasi yang bervariasi dari tempat ke tempat, serta dari waktu ke waktu untuk uap air. 
 
Lapisan Atmosfer Bumi

B.  Hidrosfer
Air adalah senyawa gabungan dua atom hidrogen dengan satu atom oksigen menjadi H2O.  Sekitar 71% permukaan bumi merupakan wilayah perairan.  Lapisan air yang menyelimuti permukaan bumi  disebut hidrosfer.

Hidrosfer merupakan wilayah perairan yang mengelilingi bumi. Hidrosfer meliputi samudra, laut, sungai, danau, air tanah, mata air, hujan, dan air yang berada di atmosfer. Sekitar tiga perempat dari permukaan bumi ditutupi oleh air. Air di bumi bersirkulasi dalam lingkaran hidrologi, di mana air jatuh sebagai hujan dan mengalir ke samudra-samudra sebagai sungai dan menguap kembali ke atmosfer. Air di alam terbagi menjadi tiga, sebagai berikut:
a)  Air di permukaan bumi, meliputi laut, sungai, danau, rawa, salju, es, dan gletser.
b)  Air di udara, meliputi uap air, kabut, dan berbagai macam awan.
c)   Air di dalam tanah, meliputi air tanah, air kapiler, geiser, dan artois.
Jumlah air di bumi tidak bertambah dan tidak berkurang, namun wujud dan tempatnya sering mengalami perubahan. Perubahan wujud air (padat, cair, dan gas) membentuk suatu siklus atau daur yang disebut siklus/daur hidrologi.
Siklus hidrologi adalah proses perputaran air, dari air menguap menjadi awan, dan apabila sudah mencapai titik jenuh awan tersebut akan jatuh dalam bentuk air hujan begitu seterusnya. Dalam siklus hidrologi air mengalami perubahan bentuk.
Berbagai perubahan bentuk air dalam siklus hidrologi diuraikan sebagai berikut:
Ø  Proses penguapan air permukaan, seperti air laut, sungai, danau, sawah, dan air yang terkandung dalam tumbuhan menguap karena terkena sinar matahari. Proses penguapan tersebut disebut dengan evaporasi, di mana dalam proses ini terjadi perubahan bentuk air dari cair menjadi uap air atau awan.
Ø  Uap air dari hasil penguapan pada ketinggian tertentu berubah menjadi awan dan ada yang terbawa angin naik ke pegunungan, karena pengaruh udara dingin air berubah menjadi awan. Dalam proses ini terjadi perubahan bentuk air dari cair menjadi gas (uap) dan berubah lagi menjadi embun bahkan menjadi kristal-kristal es (benda padat).
Ø  Awan sampai pada suhu dan ketinggian tertentu akhirnya jatuh ke bumi dalam bentuk hujan. Dalam proses ini air yang berbentuk padat (kristal es) jatuh ke permukaan bumi menjadi air. Air hujan yang jatuh di permukaan bumi ada yang mengalir di permukaan tanah (mengalir ke sungai, danau, dan laut) dan ada pula yang meresap ke dalam tanah. Air yang berada di permukaan tanah akan menguap lagi menjadi uap air dan awan, kemudian turun menjadi hujan, begitu seterusnya.
Energi matahari yang datang di permukaan bumi menyebabkan penguapan air ke bagian atmosfer.  Kemudian di atmosfer uap air ini mengalami kondensasi dan selanjutnya akan jatuh sebagai hujan.
Pemanasan oleh sinar matahari menyebabkan suhu air laut di darah tropis lebih panas dibandingkan suhu air laut yang terletak di belahan bumi lainnya.  Akibatnya, timbul arus vertikal ke arah permukaan laut di daerah tropis serta arus ke arah dasar laut di daerah kutub.  Adanya arus vertikal ini juga mengakibatkan perbedaan tekanan teanan air laut antara daerah tropis dengan daerah kutub.  Perbedaan ini bersamaan dengan perputaran bumi serta arus angin akan menimbulkan arus air di permukaan air laut yang membantu distribusi organisme-organisme di laut.
Hidrosfer meliputi samudera, laut, sungai, danau, gletser, salju, air tanah, serta uap air di atmosfer.


C. Lithosfer
Lithosfer berasal dari bahasa yunani yaitu lithos artinya batuan, dan sphera artinya lapisan.  Lithosfer merupakan lapisan kerak bumi yang paling luar dan terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km.  Lithosfer adalah lapisan kulit bumi paling luar yang berupa batuan padat.  Lithosfer tersusun dalam dua lapisan, yaitu kerak dan selubung, yang tebalnya 50 – 100 km.  Lithosfer merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapt menimbulkan persegeran benua.

Penyusun utama lapisan lithosfer adalah batuan yang terdiri ari campuran antar mineral sejenis atau tidak sejenis yang saling terikat secara gembur atau padat.  Induk batuan pembentuk litosfer adalah magma, yaitu batuan cair pijar yang bersuhu sangat tinngi dan terdapat di bawah kerak bumi.  Magma akan mengalami beberapa proses perubahan sampi menjadi batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.

Lithosfer memegang peranan penting dalam kehidupan tumbuhan.  Tanah terbentuk apabila batu-batuan di permukaan litosfer mengalami degradasi, erosi maupun proses fisika lainnya menjadi batuan kecil sampai pasir.  Selanjutnya bagian ini bercampur dengan hasil pemasukan komponen organis mahluk hidup yang kemudian membentuk tanah yang dapat digunakan sebagai tempat hidup organisme.

Tanah merupakan sumber berbagai jenis mineral bagi mahluk hidup.  Dalam wujud aslinya, mineral-mineral ini berupa batu-batuan yang treletak berlapis di permukaan bumi.  Melalui proses erosi mineral-mineral yang menjadi usmber makanan mahluk hidup ini seringkali terbawa oleh aliran sungai ke laut dan terdeposit di dasar laut.



Litosfer Sebagai Struktur Lapisan Bumi



Lithosfer terdiri dari dua bagian utama, yaitu:
Ø  Lapisan Sial
Lapisan Sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3.Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak, bersifat padat dan batu bertebaran rata-rata 35km.

Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu:
a)  Kerak benua, merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit di bagian atasnya dan batuan beku basalt di bagian bawahnya. Kerak ini yang merupakan benua.
b)  Kerak samudera, merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut pada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari batuan beku gabro dan peridolit. Kerak ini menempati dasar samudra

Ø  Lapisan sima (silisium magnesium)
Lapisan Sima yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh logam logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa Si O2 dan Mg O lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan bahan yang bersipat elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65 km.

D. Biosfer
Biosfer merupakan sistem kehidupan paling besar karena terdiri dari gabungan ekosistem yang ada di planet bumi. Sistem ini mencakup semua mahluk hidup yang berinteraksi dengan lingkungannya sebagai kesatuan utuh.
Secara entimologi, biosfer berasal dari dua kata, yaitu bio  yang berarti hidup dan sphere yang berarti lapisan.  Dengan demikian dapat diartikan biosfer adalah lapisan tempat tinggal mahluk hidup.  Termsuk semua bisofer adalah semua bagian permukaan bumi yang dapat dihuni oleh mahluk hidup.


Pemahaman mengenai biosfer sangat penting untuk pengelolaan sumberdaya hayati, terutama karena perkembangan flora dan fauna yang semakin berkurang.  Salah satu penyebabnya adalah terjadinya degradasi hutan akibat kebakaran ataupun pembukaan hutan untuk pemukiman.

Organisme hidup tersusun oleh berbagai unsur yang berasal dari biosfer, baik air, mineral maupun komponen-komponen penyusun atmosfer.  Secara fisik biosfre ini terbagi tiga, yaitu litosfer, hidrosfer dan atmosfer.

Salah satu bentuk dari lingkungan hidrosfer adalah terbentuknya gambut.  Gambut terletak di antara atosfre dan litosfer, pada lain pihak tumbuh juga dalam hidrosfer.  Gambut merupakan  suatu bentuk organis sebagai asal mula pembentukan batu bara.  Di dalamnya hidup beraneka ragam mikro-plankton yang amat cepat pertumbuhannya, sedangkan umur jasad-jasad tersebut sangat pendek dan ketika mati akan terendap dalam rawa.

Lapisan gambut mengandung semua macam garam makanan tanaman yang terlarut dalam air tanah. Gambut dibagi menjadi beberapa daerah, yaitu:
a.   Gambut ombrogin, sebagai gambut pantai, terdapat di dataran tanah Sumatera, Kalimantan dan Irian.
b.  Gambut topogin, terdapat pada tanah dataran Jawa (Pangandaran) dan Sumatera serta di tanah pegunungan Jawa dan Sulawesi.



Kamis, 03 April 2014

peran kaum muda menghadapi situasi bangsa

















MAKALAH
NAMA KELOMPOK : BUNG KARNO
PERAN KAUM MUDA DALAM MENGHADAPI SITUASI BANGSA SAAT INI
Dosen Pembina : Abd.Aziz,M.Pd



OLEH :

ARNOLDUS YANSEN LIGI HAYONG(120401050056)
MARIANUS RAINOLDUS DALA(120401050076)
ADRIANUS BOKA(120401050064)



UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI GEOGRAFI
NOVEMBER 2013



KATA PENGANTAR

Pada tempat yang pertama penulis lambungkan Puji syukur kehadiran Tuhan yang Maha Esa karena atas Berkat dan Rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Peran kaum muda dalam menghadapi situasi bangsa saat ini”. Pada tempat yang kedua penulis ingin mengucapkan terima kasih dan segenap isi hati kepada:
  1. Abd.Aziz, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Sosiologi Antrolpologi yang telah memberikan tugas dan motivasi kepada kami untuk bisa memahami kondisi bangsa saat ini
  2. Teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian dan penyempurnaan makalah ini.
  3. Yayasan UNIKAMA yang telah menyediakan fasilitas belajar, hotspotan, dan lain sebagainya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan segenap kritik dan saran yang membangun dari semua kalangan atau teman – teman untuk perkembangan penulis kedepannya dan akan di terima dengan senang hati. Karena kami sadar dan yakin bahwa segala kritikan maupau saran dari teman-teman merupakan pintu awal bagi kami untuk perkembangan kami kedepannya. Semoga makalah ini berdaya dan berhasil dan bermanfaat untuk kita semua.


Penulis


Ttd




i
 

 

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR                                                                                               i
DAFTAR ISI                                                                                                              ii
BAB I PENDAHULUAN
  1. LARAR BELAKANG                                                                                  1
  2. RUMUSAN MASALAH                                                                              2
  3. TUJUAN                                                                                                        2
BAB II PEMBAHASAN
  1. KAJIAN TEORI                                                                                            3
  2. MENGEKSPLORASI                                                                                   9
BAB III ANALISIS KRITIS
  1. KELEMAHAN                                                                                              14
  2. KELEBIHAN                                                                                                            16
BAB IV PENUTUP
  1. KESIMPULAN                                                                                              19
  2. SARAN                                                                                                          20
DAFTAR PUSTAKA                                                                                                            21


ii
 
 










BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kaum muda Indonesia adalah masa depan bangsa. Karena itu, setiap pemuda Indonesia, baik yang masih berstatus sebagai pelajar, mahasiswa, ataupun yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang sangat diandalkan untuk mewujudkan cita-cita pencerahan kehidupan bangsa kita di masa depan. “The founding leaders” Indonesia telah meletakkan dasar-dasar dan tujuan kebangsaan sebagaimana termasuk dalam pembukaan UUD 1945.
Kita mendirikan negara Republik Indonesia untuk maksud melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk mencapai cita-cita tersebut, bangsa kita telah pula bersepakat membangun kemerdekaan kebangsaan dalam susunan organisasi Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai Negara Hukum yang bersifat demokratis (democratische rechtsstaat) dan sebagai Negara Demokrasi konstitutional (constitutional democracy) berdasarkan Pancasila.
Dalam upaya mewujudkan cita-cita itu, tentu banyak permasalahan, tantangan, hambatan, rintangan, dan bahkan ancaman yang harus dihadapi. Masalah-masalah yang harus kita hadapi itu beraneka ragam corak dan dimensinya. Banyak masalah yang timbul sebagai warisan masa lalu, banyak pula masalah-masalah baru yang terjadi sekarang ataupun yang akan datang dari masa depan kita.
Untuk itu generasi muda perlu adanya keseimbangan dalam masyarakat(social equilibrium).Dengan keseimbangan dalam masyarakat dimaksudkan sebagai suatu keadaan dimana lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok dari masyarakat berfungsi dan saling mengisi.dalam keadaan demikian,individu secara physikologis merasaka adanya suatu ketentraman,olehkarena tidak adanya pertentangan dalam norma-norma dan nilai-nilai.setiap kali terjadi suatu gangguan terhadap keadaaan keseimbangan tersebut,maka masyarakat dapat menolaknya atau sebagaimana telah dikatakan,suatu perubahan bergerak meninggalkan faktor yang diubah.






1
 
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan,ada beberapa masalah yang akan dirumuskan yaitu:
  1. Bagaimana cara pandang generasi muda yang berwawasan terhadap  situasi bangsa saat ini?
  2. Bagaimana generasi muda dalam menyikapi situasi bangsa saat ini?
  3. Bagaimana upaya  kaum intelektual(kaum muda)dalam meningkatkan kondisi bangsa saat ini?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin penulis sampaikan kepada pembaca diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Membangkitkan kembali rasa cinta tanah air di kalangan para pemuda dan mahasiswa  sebagai bentuk tanggung jawab moral untuk menghargai jasa-jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
2.      Menanamkan jiwa patriotisme dan rela berkorban di antara sesama Warga Negara Indonesia dalam rangka menjaga keutuhan NKRI.
3.      Mengajak para pemuda dan mahasiswa untuk berfikir kritis dalam menanggapi setiap  perubahan yang terjadi di sekeliling kita terutama hal-hal yang berkaitan dengan keutuhan NKRI dan kelangsungan hidup masyarakat Indonesia.










2
 
 




BAB II
PEMBAHASAN

A. Kajian Teori        
Reformasi sudah berjalan sejak tahun 1998 hingga sekarang belum maksimal dalam penataan piranti-piranti yang mendukung untuk tercapainya sasaran-sasaran menuju masyarakat yang madani  baik fisik maupun  psikis dalam rangka mensejahterakan bangsa Indonesia secara ekonomi, politik maupun hukum seperti yang dicita-citakan awal oleh penggagas Reformasi terutama kaum mudanya yang saat itu mendobrak.   Mengapa hingga sekarang belum terwujud, dikarenakan perjuangan  generasi muda dalam mewujudkan yang diinginkan telah dijadikan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga keberadaan generasi muda sekarang ini semakin ketergantungan kepada pihak-pihak yang berkepentingan itu tadi.
Untuk itu generasi muda perlu dan harus menata diri kembali dengan menengok dan belajar dari sejarah bangsa  Indonesia, sehingga generasi muda sadar bahwa tanpa  merespon dan belajar  meningkatkan wawasan kebangsaan dan memperkokoh persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia bersama komponen-komponen lain,  niscaya merupakan usaha yang sia-sia karena pergerakan mahasiswa tanpa dukungan dari semua elemen / unsur dari masyarakat sampai dengan unsur pemerintahan, rencana seluhur apapun akan tidak tercapai.  Ini semua sangatlah diperlukan kesadaran dan mawas diri, dari selama ini perjuangan yang telah dilaksanakan namun belum seutuhnya didukung, bahkan terkesan generasi muda  / mahasiswa memaksakan kehendak sehingga mengesampingkan kekuatan-kekuatan lain yang lebih dominan yang seharusnya perlu adanya penggalangan untuk dapatnya disepahamkan dengan yang dikehendaki oleh perjuangan mahasiswa itu sendiri.
Oleh karena itu sangatlah tepat sekali bahwa perlu adanya peningkatan wawasan kebangsaan generasi muda itu sendiri yang dipadukan dengan pengalaman  sejarah dan disejajarkan  dengan situasi yang berkembang dikalangan masyarakat sehingga akan terwujud bersama-sama komponen lain dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dicintai oleh seluruh bangsa Indonesia.
3
 
Wawasan Kebangsaan Generasi Muda,Ketahanan bangsa yang kokoh dan kuat dapat  terwujud seiring dengan  meningkatnya wawasan kebangsaan pada segenap anak bangsa, karena dengan wawasan kebangsaan, di harapkan mampu mencegah upaya-upaya kolonialisme, imperalisme dan negara agresor untuk melaksanakan kepentingannya di negara kita. Kondisinyata meningkatnya ketahanan bangsa dan generasi muda akan terlihat dari wujud:
a. Tidak terjadi lagi aksi hujat, saling menyalahkan dan sikap  saling bermusuhan  yang akan  melahirkan perpecahan.
b. Masyarakat dan generasi muda tidak mudah di propokasi oleh pihak-pihak tertentu yang akan berusaha untuk mengadu domba sesama bangsa sendiri demi kepentingan  pribadi atau kelompoknya.
c. Segenap komponen bangsa dengan sadar untuk meningkatkan kinerja dalam rangka membangun masa depan yang lebih baik.
d. Masyarakat dan generasi muda harus menghindari dan mewaspadai kegiatan-kegiatan yang akan memperdaya kita untuk kepentingan pihak lain, dengan segenap cara dan kemampuan yang kita miliki.
e. Generasi muda sadar akan perannya dalam sistim pertahanan semesta yang melibatkan seluruh komponen bangsa.
f. Terbangunnya wawasan kebangsaan generasi muda, terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa, dengan tetap berpegang kepada semboyan Bhineka Tunggal Ika.
g. Generasi muda harus berpedoman kepada semangat bergeloranya Sumpah Pemuda 1928, untuk menekan timbulnya Idiologi separatisme.
Perjuangan Mahasiswa / generasi muda sudah berjalan puluhan tahun dengan ditandai / diawali adanya Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 yang mempunyai nilai persatuan dalam tanah air, Bahasa dan Bangsa yaitu Indonesia.   Perjuangan Sumpah Pemuda ini menelan waktu +  3,5 tahun yang bertujuan untuk mempersatuakan visi dan misi tersebut bukanlah suatu yang mudah, dengan menggunakan fasilitas apa adanya dari sabang sampai merauke, yang mana masyarakat Indonesia yang kita ketahui yang terdiri dari berbagai macam suku.

           Masalah suku identik dengan watak, tradisi dan bahasa,  bagaimana kita berbicara dengan suku Sunda, Jawa, Ambon, Bugis dan lain-lain.   Untuk mempersatukan antara suku dengan suku lainnya memerlukan suatu alat komunikasi yaitu bahasa, dengan bahasa kita dapat kita memahami  maksud yang dibicarakan oleh seseorang.   Namun demikian berbicara dengan seseorang membutuhkan suatu hal yang dapat menjadikan orang mengerti apa yang kita maksud tanpa mengganggu perasaannya yaitu dengan etika atau akhlak.


4
 
 
Perjuangan Mahasiswa / generasi muda sudah berjalan puluhan tahun dengan ditandai / diawali adanya Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 yang mempunyai nilai persatuan dalam tanah air, Bahasa dan Bangsa yaitu Indonesia.   Perjuangan Sumpah Pemuda ini menelan waktu +  3,5 tahun yang bertujuan untuk mempersatuakan visi dan misi tersebut bukanlah suatu yang mudah, dengan menggunakan fasilitas apa adanya dari sabang sampai merauke, yang mana masyarakat Indonesia yang kita ketahui yang terdiri dari berbagai macam suku.

        Masalah suku identik dengan watak, tradisi dan bahasa,  bagaimana kita berbicara dengan suku Sunda, Jawa, Ambon, Bugis dan lain-lain.   Untuk mempersatukan antara suku dengan suku lainnya memerlukan suatu alat komunikasi yaitu bahasa, dengan bahasa kita dapat kita memahami  maksud yang dibicarakan oleh seseorang.   Namun demikian berbicara dengan seseorang membutuhkan suatu hal yang dapat menjadikan orang mengerti apa yang kita maksud tanpa mengganggu perasaannya yaitu dengan etika atau akhlak.Pada umumnya pejabat atau pemimpin pada saat belum terpilih / menduduki jabatan bermanis kata dan berupaya simpatik terhadap / didepan masyarakat, agar bisa didukung / memperoleh jabatan, bahkan tidak sedikit mengorbankan rakyat / generasi muda untuk kepentingan ambisinya.   Maka upaya / sasaran kedepan diharapkan menyediakan pimpinan / pejabat di Republik Indonesia adalah pimpinan yang bisa menjadi contoh dan tauladan  dalam perilaku dan moral agamanya sehingga pemimpin / pejabat tersebut adalah merupakan amanah yang bermoral bahwa akan dipertanggung jawabkan nantinya di akhirat.

       Mahasiswa dan generasi muda, diharapkan bukan dijadikan obyek tetapi generasi muda yang mempunyai power yang kuat dan stabil di dalam cita-cita memperjuangkan otoritas generasi muda itu sendiri maupun sebagai subyek / penentu kebijaksanaan di dalam  mengarahkan Negara Kesatuan Republik Indonesia kearah yang kokoh kuat, aman, sejahtera dan dinamis, tentunya generasi muda Indonesia tidak harus berjalan sendiri-sendiri, harus beriringan dengan segenap komponen bangsa lainnya, sehingga akan terdukung dan memperkuat cita-cita dan kebijakan yang diambil oleh generasi muda sebagai penerus bangsa Indonesia tercinta.





5
 
 
v  Subyek.
  • Pemerintah.
6
 
Akhlak dan etika yang baik pada saat ini sudah menjadi suatu yang langka dikalangan aparat pemerintah dan lebih dikhawatirkan terjadi terhadap para pemimpin yang diatas, karena merekalah yang dapat mengendalikan baktera Indonesia ini dan  kita sebagai penumpangnya.   Sumpah pemuda kembali diuji di Era Reformasi  ancaman disintegrasi yang  menjurus pada separatisme justru menyeruak belakangan ini disaat bangsa Indonesia sedang terjerumus kedalam lubang kehancuran ekonomi, politik dan hukum.   Gejala disintegrasi ini mulai terlihat justru ketika tuntutan Reformasi yang didengungkan mahasiswa telah mencapai hasilnya dan gejala ini semakin terlihat,  kasus pembunuhan dengan dalih dukun santet dan banyak peristiwa lain yang muncul  tudingan bahwa  dalang pembunuhan itu berada dalam jajaran kabinet Reformasi.   Saling tuding antara komponen bangsa, waktu itu telah sangat fulgar dan itu tidak saja datang dari kalangan internal bangsa Indonesia sendiri, tapi ada faktor eksternal yang datang dari luar negeri.   Faktor eksternal ini muncul akibat adanya tekanan luar negeri yang bertendensi mengadu domba dengan terus berupaya mendorong terciptanya iklim korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) di Indonesia.   Mereka seolah tidak rela jika bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang menjadi  satu negara yang besar di kemudian hari.   Kita harus menyadari bahwa persatuan dan kesatuan sangat  tak ternilai harganya bagi bangsa Indonesia yang sangat majemuk.   Karena itu rasa persatuan dan kesatuan hendaknya tidak di ganggu gugat dengan dalih apapun, apabila demi  keuntungan kelompok tertentu. Faktor mendasar dari sikap kebangsaan adalah hendak bersatu, baik dimasa lalu, masa kini dan masa depan, karena itu segenap komponen bangsa hendaknya bersatu dengan mengutamakan keamanan dan menerima serta menghargai perbedaan.  Sikap penyeragaman selama ini telah terkikiis dan menolak nilai-nilai pluralitas  sehingga menyebabkan goyahnya persatuan dan kesatuan.   Dari sinilah semangat  Sumpah Pemuda harus kembali dikobarkan oleh generasi muda sebagaimana yang pernah dikumandangkan secara lantang bahwa kami Pemuda  Indonesia mengaku berbangsa, berbahasa dan bertanah air satu yaitu Indonesia.   Kini semangat itulah yang diharapkan dapat menggiring bangsa Indonesia untuk keluar dari kungkungan krisis ekonomi, moneter, krisis kepercayaan yang telah menjerumuskan kita kedalam masa yang tak menentu ini.   Karena itu kita harus merenungkan kembali makna persatuan dan kesatuan sebagaimana yang telah diperjuangkan pada perintis kemerdekaan untuk meredam bibit-bibit komplik yang dapat memecah belah bangsa.   Dengan demikian, kita akan dapat menjadi   bangsa yang besar, sebuah bangsa perjuangan yang tidak mengenal rasa takut dan siap bersaing dengan bangsa lain di Era Globalisasi.
v  Obyek.
  • Mahasiswa. 
Mahasiswa merupakan bagian dari generasi muda yang terdidik dan intelektuak adalah generasi muda calon-calon pimpinan bangsa dimasa yang akan datang.   Tentunya dengan perkembangan yang ada dan sedang terjadi akan mewarnai pola dan dinamika mahasiswa itu sendiri. Sadar atau tidak dengan perkembangan yang ada sekarang, mahasiswa sudah terindikasi kepada pemikiran-pemikiran atau pola-pola ke barat-baratan (Eropa dan Amerika) dan meninggalkan akan jati dirinya, yaitu sebagai bangsa timur yang tidak lepas dari kultur kekayaan akan budaya,  sejarah dan lain-lain yang kenyataan jauh berbeda  dengan keadaan di negara-negara Barat (Eropa dan Amerika).   Inilah yang harus disadari oleh mahasiswa dan segera dibenahi bersama-sama.   Dengan cara yaitu merubah atau memajukan ekonomi yang berbasis kerakyatan bukan ekonomi individualisme, mengedepankan hukum, mestinya berbasis hukum yang setara dengan hukum yang disejajarkan dengan aturan dan budaya bangsa Indonesia, bukan mengadopsi hukum  dari luar negeri, begitu juga perlakuan HAM harus disesuaikan dengan hak azasi yang berlaku di wilayah Republik Indonesia dan juga perjuangan demokrasi harus demokrasi ala negara dan bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila, UUD 1945 dan aturan-aturan lain yang berlaku dimasyarakat Indonesia sehingga perlakuan demokrasi akan bisa diterima dan dijalankan oleh bangsa Indonesia dengan aman dan sejahtera.

b. Karang Taruna.
Karangtaruna  merupakan bagian dari masyarakat dan generasi muda desa yang mempunyai cita-cita yang sama dengan mahasiswa, dan  karangtaruna  merupakan  basis  generasi  muda tingkat daerah pedesaan, juga sangat berpotensi untuk membentuk karakter pemuda dan pemudi desa dalam berkiprah ikut menyumbang atau mendorong perubahan-perubahan yang lebih baik pada lingkungannya, sehingga ikut mewarnai kemajuan-kemajuan di segala bidang sehingga karangtaruna menjadi kritis,  dihadapkan kepada permasalahan yang terjadi.   Karangtaruna merupakan generasi muda yang potensial di wilayah, sehingga diperlukan upaya-upaya pencerdasan dalam mewujudkan kemampuannya dengan adanya perkembangan yang terjadi sekarang ini yang cenderung kearah generasi muda desa tidak terarah, dikarenakan minimnya arahan-arahan wawasan kebangsaan secara formal (ceramah-ceramah).   Ini diperlukan ketekadan dan kemauan dari dua unsur yang saling berkepentingan yaitu unsur pemerintah dan unsur karangtaruna itu sendiri, sehingga akan tercipta generasi muda tingkat desa yang berwawasan kebangsaan yang kokoh kuat yang menjadikan pondasi persatuan dan kesatuan dalam rangka menjaga keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia.

v  Methoda.
  • Edukatif.
Generasi  muda yang berlatar belakang intelektual (mahasiswa dari dalam maupun luar negeri) maupun generasi muda yang berasal  dan berlatar belakang dari daerah dan kurang pendidikan.   Perlu adanya pemantauan yang bertingkat dan berlanjut, secara formal maupun non formal sehingga era generasi muda satu generasi ke genarasi muda  berikutnya bisa berlanjut dengan serasi dan harmonis.  Ini bisa berjalan dengan baik dan berkesinambungan apabila terjadi pendekatan yang terus menerus, caranya dengan melalui pembelajaran melalui pendidikan formal, diawali dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi tentang penanaman wawasan kebangsaan, sejarah, budaya dan lain-lain yang mengarah pada pembelajaran cinta tanah air Indonesia.   Yang kedua melalui pembelajaran melalui pendidikan non formal,  yaitu ekstra kurikuler, penanaman langsung tentang cinta sesama, kasih sayang, rasa gotong royong dan rasa senasib sepenanggungan, diantaranya melalui ke pramukaan dan lainnya yang menyentuh langsung dengan lingkungannya.

b. Ceramah.
7
 
8
 
Dengan adanya era Reformasi yang berkepanjangan dan tidak jelas arahnya dan cenderung orogansi ini, membuat generasi muda kita apatis, dikarenakan yang muncul dipermukaan pada era reformasi sekarang ini adalah demokrasi yang mengarah kepada kepentingan diri sendiri, namun mengatas namakan rakyat dan bangsa Indonesia, sehingga muatan-muatan yang berkembang melalui media cetak dan elektronik maupun pertemuan-pertemuan, sarasehan dan lain-lain memuat tentang politik dan ekonomi untuk kepentingan sendiri dan kelompoknya.   Sehingga ceramah-ceramah, sarasehan-sarasehan yang mengisi tentang wawasan kebangsaan, cinta tanah air, persatuan dan kesatuan tidak tersentuh sama sekali.  Sehingga jangan disalahkan sekarang ini anak muda kita tidak tahu tentang sejarah Nusantara,  sejarah perjuiangan dan tokoh-tokoh perjuangan kita, karena untuk tahu itu semua selain melalui bangku sekolah juga diantaranya lewat ceramah-ceramah yang diadakan secara terus menerus mulai dari keberadaan generasi muda yang ada di tingkat desa sampai dengan generasi muda di perguruan tinggi / mahasiswa, sehingga akan mempertebal tekad bulat generasi muda menatap  masa depan bangsa yang akan berada / tergantung bagaimana generasi muda tersebut dipersiapkan.
c. Sosialisasi.
Apabila generasi muda bangsa ini sudah dipersiapkan dengan baik,  secara intelektual maupun moral spiritualnya, maka keyakinan untuk menatap masa depan yang lebih baik dan yang dipertanggung jawabkan kepadanya, niscaya akan  dengan mantap pula  generasi mudanya menerima estapet kepemimpinan dengan baik secara moral, karena merupakan amanah rakyat yang harus dipertanggung jawabkan kelak kemudian hari.

        Sarana dan Prasarana. Sarana dan Prasarana untuk mendukung generasi muda kita sebenarnya secara organisasi dan kelembagaan sudah cukup banyak wadah yang menampungnya, yaitu lewat kelembagaan kemahasiswaan maupun lewat kemasyarakatan.   Hanya saja perlu diarahkan kepada kelembagaan yang mewadahi tentang peningkatan generasi muda ini kepada pemantapan wawasan kebangsaan yang mengarah kepada memperkokoh persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia.   Karena yang ada sekarang ini adalah kelembagaan-kelembagaan generasi muda yang diarahkan dan digunakan untuk kepentingan jangka pendek yaitu untuk kepentingan diri dan kelompoknya, belum maksimal untuk kepentingan jangka panjang yaitu kepentingan masyarakat dan bangsa Indonesia secara utuh dan menyeluruh dengan kata lain belum diarahkan pada kepentingan NKRI.

B. Mengeksplorasi Tema Masalah.
Kekuatan kaum muda bisa dibentuk dan akan berarti bila ditemukan  perekat untuk seluruh elemen kaum muda dimanapun sehingga bisa menentukan langkah dengan lebih hati-hati dari pada ikut arus lain yang tidak jelas.Bram mencontohkan kaum muda bisa mendesakkan munculnya pertanggung jawaban moral secara kongkrit  dan para calon presiden Exs militer untuk menjelaskan pelanggaran hak azasi manusia (HAM) semasa mereka masih menjabat.  Sarbini mengatakan, kaum muda bisa melakukan konsolidasi umum untuk menjadi oposan bila tidak sepakat dengan pemimpin bangsa. Selain itu kata Sarbini, semua peluang yang bisa dimasuki kaum muda untuk melakukan gerakan demokrasi.(Menurut Bram)
9
 
Biasanya gerakan mahasiswa yang muncul karena “kecelakaan” atau bersamaan dengan munculnya sebuah peristiwa, akan lebih mudah diadu domba atau dipecah belah oleh kelompok-kelompok lainnya.   Karena itulah gerakan mahasiswa yang sangat cair tidak mempunyai kekuatan suatu perubahan yang lebih baik, kaum muda harus mempuyai posisi tawar, jangan hanya berteriak-teriak tolak militerisme karena itu bisa saja memberi angin kepada penguasa sekarang.   Padahal pimpinan pemeritah kita saat ini / selama ini telah gagal melaksanakan agenda reformasi.

Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir para mahasiswa. Suara-suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan dan mengangkat realita sosial yang terjadi di masyarakat. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk memperjuangkan sebuah aspirasi pada penguasa, dengan cara mereka sendiri.
Dalam hal ini, secara umum mahasiswa menyandang tiga fungsi strategis, yaitu :
v  sebagai penyampai kebenaran (agent of social control)
v  sebagai agen perubahan (agent of change)
v  sebagai generasi penerus masa depan (iron stock)
           
Mahasiswa dituntut untuk berperan lebih, tidak hanya bertanggung jawab sebagai kaum akademis, tetapi diluar itu wajib memikirkan dan mengembang tujuan bangsa. Dalam hal ini keterpaduan nilai-nilai moralitas dan intelektualitas sangat diperlukan demi berjalannya peran mahasiswa dalam dunia kampusnya untuk dapat menciptakan sebuah kondisi kehidupan kampus yang harmonis serta juga kehidupan diluar kampus.
Peran dan fungsi mahasiswa dapat ditunjukkan :
ü  Secara santun tanpa mengurangi esensi dan agenda yang diperjuangkan.
ü  Semangat mengawal dan mengawasi jalannya reformasi, harus tetap tertanam dalam jiwa  setiap mahasiswa.
ü  Sikap kritis harus tetap ada dalam diri mahasiswa, sebagai agen pengendali untuk mencegah berbagai penyelewengan yang terjadi terhadap perubahan yang telah mereka perjuangkan.
Dengan begitu, mahasiswa tetap menebarkan bau harum keadilan sosial dan solidaritas kerakyatan.
Menurut Arbi Sanit ada empat faktor pendorong bagi peningkatan peranan mahasiswa dalam kehidupan politik.
100
 
2
 
1.      sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mahasiswa mempunyai horison yang luas diantara masyarakat.
2.      sebagai kelompok masyarakat yang paling lama menduduki bangku sekolah, sampai di universitas mahasiswa telah mengalami proses sosialisasi politik yang terpanjang diantara angkatan muda.
3.      kehidupan kampus membentuk gaya hidup yang unik di kalangan mahasiswa. Di Universitas, mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah, suku, bahasa dan agama terjalin dalam kegiatan kampus sehari-hari.
4.      mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise dalam masyarakat dengan sendirinya merupakan elit di dalam kalangan angkatan muda.
Pada saat generasi yang memmipin bangsa ini sudah mulai berguguran pada saat itulah kita yang akan melanjutkan tongkat estafet perjuangan bangsa ini. Namun apabila hari ini ternyata kita tidak berusaha mambangun diri kita sendiri apakah mungkin kita kan membangun bangsa ini suatu saat nanti?

Sedangkan masalah masa  depan banyak  ditulis oleh para pakar Indonesia dan dunia. Masalah  masa depan  Indonesia tidak lepas dari perwujudan peningkatan wawasan kebangsaan generasi mudanya.   Masalah dunia antara lain digambarkan oleh John Naisbitt  dalam bukunya “Magatrend “ yang menguraikan antara lain sebagai berikut  :
1)   Pergeseran dari masyarakat industri ke masyarakat informasi.
2)   Pergeseran ke teknologi canggih (high technology).
3)   Pergeseran dari ekonomi nasional menuju ekonomi global.
4)   Pergeseran  dari orientasi jangka pendek ke jangka panjang.
5)   Pergeseran dari sentralisasi ke desentralisasi.
6)   Pergeseran hubungan hirarkhis ke hubungan berbentuk jaringan.

11
 
Pada tingkat-tingkat pendidikan dasar dan menengah, Pendidikan Pendahuluan Bela Negara  (PPBN) yang oleh UU No 2 Thn. 1989 dinyatakan sebagai acuan dalam pengembangan pendidikan kewarganegaraan, pada kenyataannya belum memiliki rumusan yang jelas tentang tujuan umum, padahal rumusan-rumusan tersebut merupakan landasan utama bagi kegiatan-kegiatan berikutnya dalam proses penyusunan serta bagi pembinaan dan pengembangan kurikulum.  Ketiadaan rumusan dan tujuan-tujuan tersebut  merupakan salah satu kelemahan hakiki sistim pendidikan Nasional kita, karena bila tidak segera diatasi dikhawatirkan dapat menjurus kepada rumusan-rumusan yang terlepas dari konteks sumbernya yaitu wawasan kebangsaan dan ketahanan Nasional.   


Kondisi yang berkembang sekarang ditandai dengan adanya peringatan 12 Mei yang dilaksanakan di Bandung oleh puluhan mahasiswa dengan jas almamaternya masing-masing berkumpul mengelilingi sebuah pusara dikomplek pemakaman Sirna Galih Pada Suka Bandung.   Pusara yang diatasnya berlambang Universitas Trisakti Jakarta itu, memang rumah abadi tempat bersemayamnya pahlawan reformasi, Hafidhin Royan, mahasiswa Trisakti yang meninggal dunia akibat tertembus peluru aparat keamanan, saat berlangsungnya demo reformasi 12 Mei 1998 hanya beberapa hari menjelang jatuhnya rezim orde baru.    Beberapa tahun silam ditempat yang sama, juga berkumpul ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi.   Mereka berkumpul hanya dengan satu tujuan, memberi penghormatan kepada Hafidhin Royan,  satu dari emat mahasiswa yang tewas akibat peluru aparat, yang membedakan, selain jumlah yang hadir, juga dari kadar emosi para mahasiswa, emosi mahasiswa yang hadir meledak-ledak yang kemudian menyebar keseantero Nusantara dan mampu  memicu gelombang protes.   Dampaknya luar biasa, rezim orde baru yang semula dipandang begitu kokoh akibatnya tumbang.   Tak ada ledakan emosi, yang ada hanya sebuah keheningan dan sikap khidmat dalam perenungan mengenag tragedi beberapa tahun silam,  yang tetap terasa seperti hari kemarin.  
Barangkali pula dari keheningan itu lahir sebuah kesadaran baru, yang pada ujungnya lahir kesedihan.   Simak saja perkataan ayah almarhum   Ir Enus Yunus bahwa beliau berpesan kepada adik-adik agar baik-baik dalam meneruskan perjuangannya.   Perkataan Enus Yunus tentu saja bukan untuk menganjurkan agar mahasiswa menjadi lembek.  Perkataannya adalah wanti-wanti bahwa bangsa ini belum belajar banyak dari pengalaman kekerasan.   Belum juga sembuh luka  dan keprihatinan lama akibat kekerasan, kini sudah muncul luka baru yang modusnya sama,  kekerasan oleh aparat, seperti  yang terjadi pada kasus tindakan brutal dan semena-mena politik terhadap sejumlah mahasiswa UMI makasar.   Enus Yunus juga berpesan agar mahasiswa lebih hati-hati lagi terhadap pihak-pihak yang berupaya memanfaatkan kekuatan mahasiswa demi kepentingan politik.   Rektor Universitas Trisakti Prof Toby Mutis  juga mengatakan, Indonesia harus menumbuhkan budaya anti kekerasan  agar tidak ada lagi korban yang jatuh, seperti yang terjadi pada tahun 1998, meski demikian harus juga dipahami bahwa perjuangan mahasiswa belum selesai.  
 Gerakan moral dan intelektual ini,  selanjutnya jangan sampai ternodai dengan kepentingan-kepentingan politik  yang diusung para politisi.   Mahasiswa harus tegas dan harus tetap mempertahanka idealismenya, mereka yang gugur merupakan pahlawan, karena  suatu idealisme yang berkumpul di Pusara almarhum juga karena suatu idealisme.    Hafidhin  Royan  dan ketiga rekannya Elang Mulyana Lesmana, Hari Hertanto dan Hendriawan gugur untuk sebuah perjuangan demi idealisme.   Kiranya tidak akan sulit bagi mahasiswa generasi di bawah almarhumah untuk memahami bahwa mereka telah menjadi tumbal perjuangan yang belum selesai.   Karena sebuah kisah pengorbanan akan selalu diceritakan turun–temurun, terlebih karena Universitas Trisakti selalu membawa mahasiswanya menziarahi pusara mereka setiap tahun.


12
 
 
13
 
BAB III
ANALISIS KRITIS
A. Kelemahan
Dari makalah yang penulis tuliskan ini ada beberapa kelemahan antara lain;
Manusia Indonesia sebagai insan Pancasila merupakan subyek pembangunan Nasional di dalam meningkatkan wawasan kebangsaan generasi mudanya akan ikut mewarnai pola pikir,  pola sikap dan pola tindak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Jangkauan pemasyarakatan wawasan kebangsaan generasi muda melalui jalur pendidikan dan penataran dalam jangka panjang akan menjangkau cukup luas terutama pada generasi muda lapisan pusat dan daerah. Dengan demikian Bagi yang sudah pernah menerima materi wawasan kebangsaan, taraf mengerti dan penghayatannyapun tidak sama.

Kurang meratanya kesadaran tentang tatanan yang terkandung dalam GBHN, mengakibatkan implementasinya dalam menjabarkan dan mengembangkan UU No 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan Nasional memerlukan perjuangan yang khusus. Ketidak tepatan anggaran pendidikan, dalam bahwa mempersiapkan peserta didik bagi pengembangan dimensi kepribadian, dimensi sosial dan dimensi lingkungan, akibatnya menjadi tanggung jawab orang tua dan lingkungan. Tanggapan diatas tidak mendukung upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional yang berkehendak mencerdaskan bangsa dan sekaligus mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan berwawasan kebangsaan Indonesia.   Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang tanpa kita kehendaki tidak terlepas dari situasi  yang demikian itu, sehingga tidak sedikit orang Indonesia meyakini bahwa pengembangan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan satu-satunya jawaban terhadap tantangan masa depan bangsa.   Walaupun pandangan yang demikian itu tidak seluruhnya salah tetapi kalau tidak diwaspadai dapat menjerumuskan kehidupan nasional kita kedalam situasi yang berbahaya, karena pada dasarnya tantangan masa depan yang dihadapi bangsa Indonesia mencakup seluruh aspek kehidupan baik dimensi prosperity (kesejahteraan) maupun dimensi security (keamanan).



14
 
 
Kurangnya hubungan dengan masyarakat-masyarakat lain.kehidupan yang terasing dari masyarakat menyebabkan bahwa masyarakat tersebut tidak mengetahui perkembangan-perkembangan apa yang terjadi pada masyarakat lain yang mungkin akan memperkaya kebudayaannya sendiri.Hal itu juga menyebabkan bahwa para warga masyarakat terkungkung oleh pola-pola pemikirannya yang tradisik.
Kelemahan-kelemahan diantaranya juga mengenai perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat,hal ini mungkin disebabkan oleh karena hidup masyarakat tersebut terasing dan tertutup atau mungkin lama dijajah oleh masyarakat lain.Masyarakat-masyarakat yang dijajah biasanya dengan sengaja dibiarkan keterbelakang oleh masyarakat-masyarakat yang menjajahnya.Salah satu alasan yang di buat adalah dengan maksud untuk mempertahankan kemurnian masyarakat tersebut,padahal tujuan utamanya adalah untuk mencegah bahwa dengan majunya masyarakat yang dijajah tadi mungkin terjadi pemberontakan atau revolusi.

a. Faktor External.
Ø  Peluang.   
1) Beberapa peluang adalah sudah makin mantapnya kita berfikir kedepan, sehingga masalah meningkatkan  wawasan kebangsaan generasi muda melalui pendidikan formal maupun non formal yang ada bisa di optimalkan untuk menjawab tantangan masa depan.
2) Kecenderungan-kecenderungan tersebut diatas merupakan tantangan yang harus dapat diakomodasi oleh sistem pendidikan formal maupun non formal  kita, dalam rangka meningkatkan wawasan kebangsaan generasi muda guna menyongsong masa depan Negara Kesatuan  Republik Indonesia yang untuh dan damai.  Kita harus mampu membentuk generasi muda Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia sesuai kebutuhan jangka panjang melalui sistem pendidikan Nasional yang berkaitan dengan peningkatan wawasan kebangsaan generasi muda.   
b. Faktor Inernal
15
 
Pemimpin  dan kepemimpinan muncul bersama dengan timbulnya peradaban manusia, yaitu sejak nenek moyang manusia berkumpul bersama dengan berkembang biak, kebersamaan dan mempertahankan eksistensinya untuk menghadapi ancaman  dan tantangan lingkungannya.  Karena itu figur pemimpin  merupakan faktor krusial / krisis yang menentukan hidup matinya  karya bersama, baik yang bersifat militer, sipil maupun sosial budaya.  Yang  menjadi masalah dalam peningkatan wawasan kebangsaan generasi muda kita ini adalah, bagaimana caranya membuat manajemen dari kerja individu dan karya kolektip itu menjadi lebih human, dan peningkatan wawasan kebangsaan yang timbul dan bergejolak  tidak hanya dilihat sebagai organisasi yang cenderung tidak berdasar saja, namun atribut  lebih human ini  mengikat unsur generasi mudanya yang lebih cenderung agresif kepada  kebebasan dan martabat manusia yang patut  dijunjung tinggi.
B. Kelebihan.
Manajemen dan pengelolaan sistim pendayagunaan peningkatan wawasan kebangsaan generasi muda adalah upaya koordinasi upaya yang bertumpu  pada kemampuan, bakat dan kodrat manusia yang harus dibangkitkan dan diaktivalisasikan secara kongkrit melalui cara-cara sebagai berikut :

1) Melihat secara realitas.   Bahwa suatu managemen dan pengelolaan sistim pendayagunaan peningkatan wawasan kebangsaan generasi muda harus mampu mencerminkan kenyataan-kenyataan yang berkembang ditengah-tengah masyarakat.
2) Secara idealisme.   Bahwa peminij dan pengelola sistem,   harus mampu mencerminkan cita-cita yang ada di masyarakat.
3) Sistem fleksibilitas.   Suatu managemen, pengelolaan dan peningkatan wawasan kebangsaan generasi muda, harus mampu menyesuaikan diri terus menerus dengan perkembangan jaman dan juga mengandung sifat keterbukaan, sehingga setiap generasi yang menjunjung tinggi wawasan kebangsaan, persatuan dan kesatuan serta menjaga keutuhan NKRI, dapat memberikan penafsiran terhadap bentuknya sehingga isinya tidak mengalami perubahan.   
16
 
Organisasi peningkatan  wawasan kebangsaan generasi muda yang dibentuk harus bisa memberikan kesempatan kepada setiap warga untuk berkembang dan merealisasikan diri, serta memaksimalkan segenap daya dan  kreativitas, agar orang bisa memberikan kontribusi kebangsaan kepada kehidupan berbangsa dan bernegara secara bersama-sama dengan cara :
1) Pembinaan khusus.   Kegiatan ini dilaksanakan dengan tetap mengedepankan koordinasi dengan unsure terkait, baik aparat keamanan dan aparat Pemda, dinama upaya pembinaan dilaksanakan secara komprehensif dan terus menerus, dikaitkan dengan Pertahanan Negara.
2) Bersikap kritis terhadap gejolak sosial.   Organisasi peningkatan wawasan kebangsaan generasi muda harus aktif mempelopori pertemuan-pertemuan   secara  intensif  untuk  membahas  kemungkinan-kemungkinan yang berkembang dan sekaligus langkah antisipasi terhadap kemungkinan berkembangnya pengaruh yang lebih luas.   Dengan demikian diharapkan melalui pembinaan yang berdaya guna dan berhasil guna, akan melahirkan efek tangkal terhadap pengaruh ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan negara, yang harus segera di upayakan adalah :

a)  Meredam berbagai bentuk aksi hujatan yang akan melahirkan perpecahan.
b)  Mengajak masyarakat agar tidak mudah terprofokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
c) Mengajak masyarakat agar lebih aktif dalam kegiatan dinamisasi pembangunan.
d) Meningkatkan kewaspadaan dan kepekaan terhadap berbagai gejolak yang timbul di masyarakat.
e) Menggiatkan semangat persatuan, kesatuan, serta berbangsa dan bernegara yang merujuk kepada “Sumpah Pemuda dan Bhineka Tunggal Ika”.
3) Membentuk kader generasi muda.   Guna meningkatkan daya tangkal masyarakat terhadap pengaruh-pengaruh negatif, generasi muda bekerjasama dengan aparat setempat, melaksanakan pembekalan melalui kegiatan sarasehan dan penataran terpusat tingkat Kabupaten / Kota, yang diikuti oleh tokoh masyarakat, pemuda, pelajar dan mahasiswa serta organisasi masyarakat lainnya, guna membentuk ketahanan wilayah yang kuat.
4) Mempelopori terbentuknya forum persatuan penyelamat bangsa.   Hal ini dilakukan dengan melaksanakan koordinasi yang baik antar pemerintah, Ormas dan tokoh masyarakat dalam upaya membentuk forum persatuan penyelamat bangsa, yaitu sejenis LSM, yang secara khusus mengkritisi berbagai opini yang berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.   Forum ini diharapkan terbebas dari pengaruh-pengaruh luar, sehingga keberadaannya bukan justru merongrong dan menjatuhkan kewibawaan pemerintah, namun merupakan pendukung dan bekerja atas dasar Persatuan dan Kesatuan seluruh komponen bangsa.
5) Sosialisasi bersama aparat.   Kegiatan sosialisasi dimaksud untuk mengajak segenap lapisan masyarakat untuk peduli terhadap bangsa dan negara yang  dilaksanakan secara terprogram maupun diluar program.    Melalui kegiatan ini diharapkan mampu menggairahkan masyarakat dalam upaya menumbuhkan peningkatan wawasan kebangsaan generasi muda untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
17
 

d. Dalam iklim sekarang ini wawasan kebangsaan yang cenderung memudar yang terjadi pada generasi muda dan masyarakat, harus terus dan lebih ditonjolkan didalam menumbuh  kembangkan    pada wawasan kebangsaan, persatuan dan kesatuan diawali dari lapisan atas sampai lapisan masyarakat yang paling bawah, sehingga peningkatan wawasan kebangsaan yang dikehendaki dapat terwujud diantaranya dengan memperkokoh dan mengembangkan :
1) Kesadaran berbangsa dan bernegara.  

a)Terwujudnya kesadaran berbangsa dilingkungan masyarakat untuk kepentingan penyelenggaraan Sstim Prtahanan Semesta.   
b) Tumbuhnya rasa kebangsaan disetiap warga negara sehingga mencintai bangsa dan negara serta wilayah Nasionalnya.
c)  Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya semangat kebangsaan dan kecintaan kepada Ngara Kesatuan Republik Indonesia.
2) Wawasan kebangsaan.

a) Terciptanya kondisi wawasan kebangsaan Indonesia yang merupakan ikatan kebersamaan dalam mempersatukan bangsa.
b) Meningkatkan  paham kebangsaan bagi bangsa Indonesia agar tercipta suatu pemahaman yang sama terhadap bangsa dan negara yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.
c) Terciptanya semangat kebangsaan dan Nasionalisme bangsa  dalam menghadapi berbagai ancaman yang timbul.

3) Kesadaran bela negara dan cinta tanah air.   
a) Terwujudnya warga negara yang rela berkorban untuk bangsa dan negara, sehingga pada saatnya siap mempertaruhkan jiwa dan raganya bagi kepentingan bangsa dan negara.
b) Terwujudnya kesadaran bela negara dilingkungan masyarakat untuk kepentingan sistim pertahanan semesta.
c) Terbinanya semangat perlawanan rakyat di lingkungan masyarakat untuk selalu rela berkorban bagi kepentingan bangsa dan negara.
d) Tumbuhnya sikap cinta tanah air sehingga mencintai wilayah Nasionalnya dan selalu siap membela tanah air Indonesia dari segala bentuk ancaman.
e) Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya ketahanan wilayah dan lingkungan tempat tinggal sebagai bagian dari ketahanan Nasional.





















18
 
 
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari beberapa uraian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut   :
Dengarkan dosen berbicara, akan tetapi mahasiswa juga mempunyai berbagai perannya dalam melaksanakan perubahan untuk bangsa Indonesia, peran tersebut adalah sebagai generasi penerus yang melanjutkan dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan pada suatu kaum, sebagai generasi pengganti yang menggantikan kaum yang sudah rusak moral dan perilakunya, dan juga sebagai generasi pembaharu yang memperbaiki dan memperbaharui kerusakan dan penyimpangan negatif yang ada pada suatu kaum.
Peran ini senantiasa harus terus terjaga dan terpartri didalam dada mahasiswa Indonesia baik yang ada didalam negeri maupun mahasiswa yang sedang belajar diluar negeri. Apabila peran ini bisa dijadikan sebagai sebuah pegangan bagi seluruh mahasiswa Indonesia, “ruh perubahan” itu tetap akan bisa terus bersemayam dalam diri seluruh mahasiswa Indonesia.
        Seperti pernah dikatakan oleh seorang ahli filsafat Barat,  Kierkegaard “ Life Must be lived forward, but can be only  understood back   word “  hidup harus kita arahkan kedepan.   Tetapi hidup kedepan hanya kita pahami dengan tengokan kebelakang.   Tengokkan kebelakang berarti mempelajari sejarah, secara jujur dan obyektip, mengarahkan kedepan atau menatap masa depan berarti memiliki pandangan yang strategis bercakrawala untuk dimensi masa mendatang, dengan berpijak atas realisme harus kita perpadukan  dalam menghayati dan mengamalkan Pancasila.   Menghayati berarti kesadaran membangun.  

         Harapan kita semoga semua generasi muda tetap memelihara dan menyuburkan Pancasila, jiwa proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan semangat hari pahlawan 10 Nopember 1945.   Juga ditengah-tengah situasi dan kondisi yang terus berobah di abad XXI dewasa ini.








19
 
B.     Saran
Pada bagian ini penyusun ingin mengajak yang dalam hal ini ditujukan kepada para generasi muda pelajar dan mahasiswa, para Dosen dan Guru, seluruh elemen pemerintah baik yang ada di daerah maupun yang ada di pusat serta seluruh lapisan masyarakt Indonesia secara luas agar tetap bersatu demi mempertahankan keutuhan NKRI. Terkadang masalah sepele akan menjadi kompleks jika tidak ada solidaritas di antara sesama kita. Penyusun berharap tak akan ada lagi perselisihan di negeri kita tercinta sehingga cita-cita bangsa Indonesia akan tercapai.
Dengan perkembangan Reformasi dan terancamnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta dinamika perkembangan generasi muda yang mengarah kepada kepentingan jangka pendek, yaitu pada kepentingan diri dan kelompoknya saja, maka perlu adanya terobosan-terobosan  yang signifikan / nyata, sehingga generasi muda kita sadar akan peran dan tanggung jawab kedepan akan kelanggengan Republik Indonesia ini, contoh tersebut diantaranya adalah :
  1. Gerakan anti kekerasan pada hakekatnya adalah untuk meningkatkan hubungan baik antar manusia. Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan tersebut justru mengalami banyak masalah, yang kemudian melahirkan kekerasan diberbagai daerah dan wilayah Republik Indonesia.
  2. National Conference for Communoty and Justice (NCCJ) yang ada sejak 1927 di Memphis, adalah lembaga Nirlaba yang mengemban misi memerangi kekerasan dan rasialisme.   Semboyan mereka adalah tiap manusia pada dasarnya unik, berbeda dan oleh karena itu harus dihormati.
3. Ada tiga jenis diskriminasi yang terjadi yaitu :
a)Diskriminasi berdasarkan warna kulit, seperti pernah terjadi di  Afrika Selatan.
b) Diskriminasi yang bersifat rasialis sebagai mana terjadi di Amerika Serikat.
c) Diskriminasi karena adanya semacam pengelompokan berdasarkan bagian-bagian masyarakat seperti di India yang dikenal dengan sebutan Kasta.





DAFTAR PUSTAKA
  1. Prof.Dr. Soerjono Soekamto,S.H.,M.A.,”Beberapa Aspek Sosiojuridis Masyarakat”,Penerbit Alumni 1983.
  2. Dr. Phil. Astrid S. Susanto.”Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial”,Penerbit Bina Cipta Bandung,1985.
  3. Koentjaraningrat (1969)Atlas etnogfafi sedunia.Jakarta:Dian Rakyat-(1970)Keseragaman dan Aneka Warna Masyarakat Indonesia.Jakarta,Seri Monografi LIPI NO. ¼.
  4. Prof. Harsojo,”Pengantar Antropologi”.Penerbit bina Cipta,Bandung 1977.
  5. Prof. Dr. Koentjaraninggrat(Editor)”Masyarakat Desa di Indonesia masa ini.Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi,Universitas Indonesia,Jakarta 1968.
  6. A. Widiada Gunakaya S.A.,S.H.”Sosiologi dan Antropologi”,Penerbit Gancea Exact Bandung,Bandung 1986.
  7. Prof. Dr. Koentjaraningrat,”Pengantar Ilmu Antropologi”,Penerbit Aksara Baru,Jakarta 1983.