BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Geomorfologi asal marin merupakan bentuk lahan yang terdapat di sepanjang
pantai. Proses perkembangan daerah pantai itu sendiri sangat dipengaruhi oleh
kedalaman laut. Semakin dangkal laut maka akan semakin mempermudah terjadinya
bentang alam daerah pantai, dan semakin dalam laut maka akan memperlambat
proses terjadinya bentang alam di daerah pantai
Bentuklahan asal proses marine (M), merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat proses laut oleh tenaga gelombang, arus, dan
pasang-surut. Contoh satuan bentuklahan ini adalah: gisik pantai (beach), bura
(spit), tombolo, laguna, dan beting gisik (beach ridge). Antara pantai yang satu dengan garis pantai yang lainnya mempunyai
perbedaan. Perbedaan dari masing-masing jenis pantai tersebut umumnya
disebabkan oleh kegiatan gelombang dan arus laut.
Erosi gelombang sangat mempengaruhi terjadinya garis pantai.Terdapat dua
macam Daur perkembangan garis pantai diantaranya;Daur perkembangan garis pantai
yang tenggelam dan terangkat .Daur perkembangan garis pantai tenggelam di pengaruhi
oleh erosi sungai.Gangguan yang terjadi di kulit bumi dan topografi di sekitar
garis pantai dapat mengalami perkembangan besar.
Hal ini tergantung dari keadaan batuannya, bentuk pantainya, kekuatan
gelombang dan arus lautnya, serta tingkat perkembangan atau stadium
pantainya.Perkembangan garis pantai yang terangkat dapat dipengaruhi oleh
kegiatan gelombang, arus litoral, dan arus pasang surut.Keduanya ini di
bedakan menjadi 4 macam stadium yaitu stadium dini atau awal,stadium
muda,stadium dewasa dan stadium tua.
Proses yang terjadi di daerah pantai, seperti pengendapan dari daratan
dan laut, arus laut, ombak/gelombang, tektonik dan sebagainya menyebabkan
perubahan pantai dan bentuk pantai yang berbeda-beda. Asosiasi alami bahwa
pantai selalu terletak di bagian tepi dari kontinental. Secara umum material
penyusunnya berupa pasir dengan segala ukuran tergantung sumber material
sekitar dengan struktur horisontal, rona cerah, tekstur halus dan pola
teratur-seragam.
1.2 Rumusan
Masalah
- Apakah Bentang Lahan Daerah Pantai itu?
- Bagaimana Klasifikasi Pantai?.
- Bagaimana Bentuk Topografi Pantai?
- Bagaimana Daur Perkembangan Pantai?
- Bagaimana Proses Terbentuknya Pantai?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui Bentang Lahan Daerah Pantai
2.
Mengetahui Klasifikasi Daerah Pantai
3.
Mengetahui Bentuk Topografi Pantai
4.
Mengetahui Daur Perkembangan Pantai
5.
Mengetahui
Proses Terbentuknya Pantai
BAB II
PEMBAHASAN
Bentuklahan
asal proses marine (M), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang
terjadi akibat proses laut oleh tenaga gelombang, arus, dan pasang-surut.
Contoh satuan bentuklahan ini adalah: gisik pantai (beach), bura (spit),
tombolo, laguna, dan beting gisik (beach ridge).
Geomorfologi asal marin merupakan bentuk lahan yang terdapat di sepanjang
pantai. Proses perkembangan daerah pantai itu sendiri sangat dipengaruhi oleh
kedalaman laut. Semakin dangkal laut maka akan semakin mempermudah terjadinya
bentang alam daerah pantai, dan semakin dalam laut maka akan memperlambat
proses terjadinya bentang alam di daerah pantai. Selain dipengaruhi oleh
kedalaman laut, perkembangan bentang lahan daerah pantai juga dipengaruhi oleh:
1.
Struktur, tekstur, dan komposisi batuan.
2.
Keadaan bentang alam atau relief dari
daerah pantai atau daerah di daerah sekitar pantai tersebut.
3.
Proses geomorfologi yang terjadi di daerah
pantai tersebut yang disebabkan oleh tenaga dari luar, misalnya yang disebabkan
oleh angin, air, es, gelombang, dan arus laut.
4.
Proses geologi yang berasal dari dalam
bumi yang mempengaruhi keadaan bentang alam di permukaan bumi daerah pantai,
misalnya tenaga vulkanisme, diastrofisme, pelipatan, patahan, dan sebagainya.
5.
Kegiatan gelombang, arus laut, pasang
naik dan pasang surut, serta kegiatan organisme yang ada di laut.
Di Indonesia, pantai
yang ada pada umumnya dialih fungsikan sebagai tempat wisata yang notabene
dapat membantu tingkat pendapatan suatu wilayah. Apabila masyarakat mengetahui
bahwa garis pantai bisa mengalami perubahan, maka akan muncul
pemikiran-pemikiran agar pantai tersebut tetap bisa dinikmati keindahannya
meskipun sudah mengalami perubahan.
2.1
PENGERTIAN DAERAH PANTAI
Berdasarkan
tahap-tahap perkembangannya, karakteristik garis pantai dapat dibedakan menjadi
beberapa pengertian, yaitu:
1.
Pantai (Shore)
Shore adalah daerah peralihan antara permukaan air tertinggi dan terendah.
Keterangan:
Shore adalah daerah peralihan antara permukaan air tertinggi dan terendah.
Keterangan:
a
= permukaan air tertinggi
b = permukaan air terendah
c = shore (pantai)
b = permukaan air terendah
c = shore (pantai)
2. Garis Pantai (Shoreline)
Shoreline adalah garis yang membatasi permukaan daratan dan permukaan air. Garis batas ini selalu berubah-ubah sesuai dengan permukaan air laut. Garis pantai tertinggi terjadi pada saat terjadi pasang naik setinggi-tingginya, sedangkan garis pantai terendah terjadi pada saat terjadi pasang surut serendah-rendahnya.
3. Pantai Depan (Foreshore)
Foreshore adalah daerah sempit yang terdapat pada pantai yang terletak di antara garis pasang naik tertinggi dengan garis pasang surut terendah.
4. Pantai Belakang (Backshore)
Backshore adalah bagian dari pantai yang terletak di antara pantai depan (foreshore) dengan garis batas laut tetap (coastline). Daerah ini hanya akan tergenang air apabila terjadi gelombang pasang yang besar. Dengan demikian daerah ini akan kering apabila tidak terjadi gelombang pasang yang intensitasnya besar. Bentang alam seperti ini biasanya terdapat pada daerah pantai yang terjal, misalnya di pantai selatan Pulau Jawa.
5. Pesisir (Coast) dan Garis Pesisir (Coastline)
Coast adalah daerah pantai yang tidak menentu dan cenderung meluas ke daratan. Sedangkan coastline adalah garis batas laut yang tetap dari pesisir. Daerah pesisir ini mempunyai kemiringan lereng yang landai dengan luas yang tidak begitu besar pada daerah tepi pantai yang sebagian besar merupakan daerah pantai terjal.
6. Endapan Pantai (Beaches)
Beaches merupakan endapan hasil kegiatan laut yang terdapat di pantai. Menurut tempat terjadinya, beaches ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
Shoreline adalah garis yang membatasi permukaan daratan dan permukaan air. Garis batas ini selalu berubah-ubah sesuai dengan permukaan air laut. Garis pantai tertinggi terjadi pada saat terjadi pasang naik setinggi-tingginya, sedangkan garis pantai terendah terjadi pada saat terjadi pasang surut serendah-rendahnya.
3. Pantai Depan (Foreshore)
Foreshore adalah daerah sempit yang terdapat pada pantai yang terletak di antara garis pasang naik tertinggi dengan garis pasang surut terendah.
4. Pantai Belakang (Backshore)
Backshore adalah bagian dari pantai yang terletak di antara pantai depan (foreshore) dengan garis batas laut tetap (coastline). Daerah ini hanya akan tergenang air apabila terjadi gelombang pasang yang besar. Dengan demikian daerah ini akan kering apabila tidak terjadi gelombang pasang yang intensitasnya besar. Bentang alam seperti ini biasanya terdapat pada daerah pantai yang terjal, misalnya di pantai selatan Pulau Jawa.
5. Pesisir (Coast) dan Garis Pesisir (Coastline)
Coast adalah daerah pantai yang tidak menentu dan cenderung meluas ke daratan. Sedangkan coastline adalah garis batas laut yang tetap dari pesisir. Daerah pesisir ini mempunyai kemiringan lereng yang landai dengan luas yang tidak begitu besar pada daerah tepi pantai yang sebagian besar merupakan daerah pantai terjal.
6. Endapan Pantai (Beaches)
Beaches merupakan endapan hasil kegiatan laut yang terdapat di pantai. Menurut tempat terjadinya, beaches ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
a. Endapan bawah
pantai depan (lower forest beach), merupakan jenis endapan yang terdapat
di bagian bawah pantai depan. Endapan ini juga merupakan hasil dari kegiatan
gelombang dan arus litoral.
b. Endapan atas
pantai depan (upper foresher beach), merupakan jenis endapan pantai yang
terdapat pada bagian atas pantai depan. Endapan pantai ini terbentuk karena
hasil kegiatan gelombang.
c. Endapan pantai
belakang (backshore beach), merupakan jenis endapan pantai yang terdapat pada
pantai belakang yang sempit. Endapan pantai ini merupakan gabungan dari hasil
kegiatan gelombang yang besar, aliran air dari gelombang pasang naik
setinggi-tingginya, angin, serta aliran sungai yang
membawa material batuan ke pantai belakang tersebut.
2.2
KLASIFIKASI PANTAI
Antara pantai yang satu
dengan garis pantai yang lainnya mempunyai perbedaan. Perbedaan dari masing-masing
jenis pantai tersebut umumnya disebabkan oleh kegiatan gelombang dan arus laut.
Menurut Johnson, pantai dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
Menurut Johnson, pantai dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
1)
Pantai
yang Tenggelam (Shoreline of submergence)
Shoreline of
submergence merupakan jenis pantai yang terjadi apabila permukaan air mencapai
atau menggenangi permukaan daratan yang mengalami penenggelaman. Disebut pantai
tenggelam karena permukaan air berada jauh di bawah permukaan air yang
sekarang. Untuk mengetahui apakah laut mengalami penenggelaman atau tidak dapat
dilihat dari keadaan pantainya. Naik turunnya permukaan air laut selama periode
glasial pada jaman pleistosin menyebabkan maju mundurnya permukaan air laut
yang sangat besar. Selain itu, penenggelaman pantai juga bisa terjadi akibat penenggelaman
daratan. Hal ini terjadi karena permukaan bumi pada daerah tertentu dapat
mengalami pengangkatan atau penurunan yang juga dapat mempengaruhi keadaan
permukaan air laut. Pengaruh ini sangat terlihat di daerah pantai dan pesisir.
Pada bentang lahan yang
disebabkan oleh proses geomorfologi, pantai yang tenggelam dapat dibagi menjadi
beberapa jenis. Hal ini dapat dilihat dari bentuk pantai yang berbeda sebagai
akibat dari pengaruh gelombang dan arus laut. Jenis-jenis pantai tersebut
antara lain:
·
Lembah sungai yang tenggelam
Pada umumnya lembah sungai yang tenggelam ini disebut estuarium, sedangkan pantainya disebut pantai ria. Lembah sungai ini dapat mengalami penenggelaman yang disebabkan oleh pola aliran sungai serta komposisi dan struktur batuannya.
Pada umumnya lembah sungai yang tenggelam ini disebut estuarium, sedangkan pantainya disebut pantai ria. Lembah sungai ini dapat mengalami penenggelaman yang disebabkan oleh pola aliran sungai serta komposisi dan struktur batuannya.
·
Fjords atau lembah glasial yang tenggelam
Fjords merupakan pantai curam yang berbentuk segitiga atau berbentuk corong. Fjords atau lembah glasial yang tenggelam ini terjadi akibat pengikisan es. Ciri khas dari bagian pantai yang tenggelam ini yaitu panjang, sempit, tebingnya terjal dan bertingkat-tingkat, lautnya dalam, dan kadang-kadang memiliki sisi yang landai. Pantai fjords ini terbentuk apabila daratan mengalami penurunan secara perlahan-lahan. Bentang lahan ini banyak terdapat di pantai laut di daerah lintang tinggi, dimana daerahnya mengalami pembekuan di musim dingin. Misalnya di Chili, Norwegia, Tanah Hijau, Alaska, dan sebagainya
Fjords merupakan pantai curam yang berbentuk segitiga atau berbentuk corong. Fjords atau lembah glasial yang tenggelam ini terjadi akibat pengikisan es. Ciri khas dari bagian pantai yang tenggelam ini yaitu panjang, sempit, tebingnya terjal dan bertingkat-tingkat, lautnya dalam, dan kadang-kadang memiliki sisi yang landai. Pantai fjords ini terbentuk apabila daratan mengalami penurunan secara perlahan-lahan. Bentang lahan ini banyak terdapat di pantai laut di daerah lintang tinggi, dimana daerahnya mengalami pembekuan di musim dingin. Misalnya di Chili, Norwegia, Tanah Hijau, Alaska, dan sebagainya
·
Bentuk pengendapan sungai
Bentuk pengendapan sungai dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu: (1) Delta, yaitu endapan sungai di pantai yang berbentuk segitiga dan cembung ke arah laut; (2) Dataran banjir, yaitu sungai yang terdapat di kanan dan kiri sungai yang terjadi setelah sungai mengalami banjir; (3) Kipas alluvial, yaitu bentuk pengendapan sungai seperti segitiga, biasanya terdapat di daerah pedalaman, dan ukurannya lebih kecil bila dibandingkan dengan delta, serta sungainya tidak bercabang-cabang.
Bentuk pengendapan sungai dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu: (1) Delta, yaitu endapan sungai di pantai yang berbentuk segitiga dan cembung ke arah laut; (2) Dataran banjir, yaitu sungai yang terdapat di kanan dan kiri sungai yang terjadi setelah sungai mengalami banjir; (3) Kipas alluvial, yaitu bentuk pengendapan sungai seperti segitiga, biasanya terdapat di daerah pedalaman, dan ukurannya lebih kecil bila dibandingkan dengan delta, serta sungainya tidak bercabang-cabang.
·
Bentuk pengendapan glasial
Bentuk pengendapan ini disebabkan oleh proses pencairan es.
Bentuk pengendapan ini disebabkan oleh proses pencairan es.
·
Bentuk permukaan hasil diastrofisme
Bentuk kenampakan ini dapat diilustrasikan sebagai fault scraps (bidang patahan), fault line scraps (bidang patahan yang sudah tidak asli), graben (terban), dan hocgbacks. Setelah mengalami penenggelaman, fault scraps, fault line scraps, dan dinding graben akan langsung menjadi pantai.
Bentuk kenampakan ini dapat diilustrasikan sebagai fault scraps (bidang patahan), fault line scraps (bidang patahan yang sudah tidak asli), graben (terban), dan hocgbacks. Setelah mengalami penenggelaman, fault scraps, fault line scraps, dan dinding graben akan langsung menjadi pantai.
·
Bentuk permukaan hasil kegiatan gunung api
Jenis pantai yang disebabkan oleh kegiatan gunung api ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: (1) Merupakan hasil kegiatan kerucut vulkanis (mound), yang menyebabkan terbentuknya pantai yang cembung ke luar; (2) Merupakan hasil kegiatan aliran lava (lava flow), yang menyebabkan terbentuknya pantai yang cekung ke luar.
Jenis pantai yang disebabkan oleh kegiatan gunung api ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: (1) Merupakan hasil kegiatan kerucut vulkanis (mound), yang menyebabkan terbentuknya pantai yang cembung ke luar; (2) Merupakan hasil kegiatan aliran lava (lava flow), yang menyebabkan terbentuknya pantai yang cekung ke luar.
2)
Pantai
yang Terangkat (Shoreline of emergence)
Pantai ini terjadi
akibat adanya pengangkatan daratan atau adanya penurunan permukaan air laut.
Pengangkatan pantai ini dapat diketahui dari gejala-gejala yang terdapat di
lapangan dengan sifat yang khas, yaitu:
Ø Terdapatnya
bagian atau lubang dataran gelombang yang terangkat
Di daerah ini banyak dijumpai teras-teras pantai (stacks), lengkungan tapak (arches), pantai terjal (cliffs), serta gua-gua pantai (caves).
Di daerah ini banyak dijumpai teras-teras pantai (stacks), lengkungan tapak (arches), pantai terjal (cliffs), serta gua-gua pantai (caves).
Ø Terdapatnya
teras-teras gelombang
Teras gelombang ini terbentuk pada saat permukaan air mencapai tempat-tempat di mana teras tersebut berada. Teras-teras ini merupakan batas permukaan air.
Teras gelombang ini terbentuk pada saat permukaan air mencapai tempat-tempat di mana teras tersebut berada. Teras-teras ini merupakan batas permukaan air.
Ø Terdapatnya
gisik (beaches)
Gisik yaitu tepian laut yang terdapat di atas permukaan air laut yang terjadi karena adanya pengangkatan dasar laut.
Gisik yaitu tepian laut yang terdapat di atas permukaan air laut yang terjadi karena adanya pengangkatan dasar laut.
Ø Terdapatnya
laut terbuka
Laut terbuka ini terjadi karena adanya dasar laut yang terangkat.
Laut terbuka ini terjadi karena adanya dasar laut yang terangkat.
Ø Garis
pantai yang lurus (straight shoreline)
Erosi gelombang dan pengendapannya pada laut dangkal cenderung menurunkan bentang lahan dan menyebabkan dasar laut dasar laut yang dangkal menjadi datar. Apabila dasar laut yang dangkal tersebut sekarang mengalami pengangkatan, maka garis pantai yang terbentuk akan kelihatan lurus.
Erosi gelombang dan pengendapannya pada laut dangkal cenderung menurunkan bentang lahan dan menyebabkan dasar laut dasar laut yang dangkal menjadi datar. Apabila dasar laut yang dangkal tersebut sekarang mengalami pengangkatan, maka garis pantai yang terbentuk akan kelihatan lurus.
3)
Pantai
yang Netral (Neutral shoreline)
Jenis pantai ini terjadi di luar proses penenggelaman dan pengangkatan, misalnya pantai yang terjadi pada delta, plain hanyutan, terumbu karang, gunung api, gumuk-gumuk pasir, dan jenis pantai yang merupakan hasil dari sesar (patahan).
Jenis pantai ini terjadi di luar proses penenggelaman dan pengangkatan, misalnya pantai yang terjadi pada delta, plain hanyutan, terumbu karang, gunung api, gumuk-gumuk pasir, dan jenis pantai yang merupakan hasil dari sesar (patahan).
4)
Pantai
Majemuk (Compound shorelines)
Jenis pantai ini terjadi sebagai gabungan dua atau lebih proses di atas. Berarti dalam suatu daerah bisa terjadi proses penenggelaman, pengangkatan, pengendapan, dan sebagainya.
Jenis pantai ini terjadi sebagai gabungan dua atau lebih proses di atas. Berarti dalam suatu daerah bisa terjadi proses penenggelaman, pengangkatan, pengendapan, dan sebagainya.
2.3 TOPOGRAFI PANTAI
Erosi gelombang sangat
mempengaruhi terjadinya garis pantai. Banyak faktor yang mempengaruhi
terjadinya erosi gelombang, misalnya ukuran dan kekuatan gelombang, kemiringan
lereng dan ketinggian garis pantainya, komposisi batuannya, kedalaman airnya,
serta lamanya proses tersebut berlangsung.
Apabila gelombang di laut
dalam menghempas pantai yang curam, maka sebagian besar air akan membalik
kembali ke laut dan mengerosi lereng kliff tersebut dan naik dari permukaan air
yang dangkal.
- Kekuatan
Gelombang
Gelombang pasang yang menghempas pantai merupakan penyebab pengikisan gelombang secara langsung. Bekas-bekas pengikisan gelombang tersebut menyebabkan semakin besarnya kekuatan gelombang. - Kenampakan
Hasil Kerja Gelombang
Seperti halnya tenaga pengikis yang lain, tenaga gelombang juga dapat menyebabkan pengendapan selain menyebabkan pengikisan, sehingga di satu sisi menebabkan kerusakan pantai dan di sisi yang lain akan menyebabkan berkembang atau terbentuknya garis pantai.
Ada beberapa kenampakan bentang lahan hasil kegiatan gelombang, yaitu:
§ Goresan
gelombang pantai
Bekas dari gelomang di pantai akan terlihat jelas apabila struktur batuan yang menyusun pantai tersebut tidak seragam. Batuan yang mudah tererosi akan lebih cepat terkikis bila dibandingkan dengan batuan yang resisten. Kenampakan ini banyak dijumpai pada pantai yang berusia tua.
Bekas dari gelomang di pantai akan terlihat jelas apabila struktur batuan yang menyusun pantai tersebut tidak seragam. Batuan yang mudah tererosi akan lebih cepat terkikis bila dibandingkan dengan batuan yang resisten. Kenampakan ini banyak dijumpai pada pantai yang berusia tua.
§ Pantai curam (kliff) dan teras-teras pantai
Apabila dinding pantai kliff yang tersusun dari jenis batuan yang tidak tahan erosi dihantam gelombang yang cukup tinggi, maka batuan tersebut tidak hancur sekaligus. Sebagian material batuan akan menumpuk di bagian bawah dan dapat mempengaruhi kerja dari gelombang. Apabila tumpukan material tersebut mengalami pengikisan, maka tanah pantai kliff tersebut akan mengalami longsor (landslide) secara vertikal sehingga terbentuk teras-teras gelombang. Lebar teras gelombang itu sendiri tergantung pada faktor-faktor penyebab erosi gelombangnya. Semakin kuat gelombangnya, maka teras-teras gelombangnya akan bertambah lebar.
Apabila dinding pantai kliff yang tersusun dari jenis batuan yang tidak tahan erosi dihantam gelombang yang cukup tinggi, maka batuan tersebut tidak hancur sekaligus. Sebagian material batuan akan menumpuk di bagian bawah dan dapat mempengaruhi kerja dari gelombang. Apabila tumpukan material tersebut mengalami pengikisan, maka tanah pantai kliff tersebut akan mengalami longsor (landslide) secara vertikal sehingga terbentuk teras-teras gelombang. Lebar teras gelombang itu sendiri tergantung pada faktor-faktor penyebab erosi gelombangnya. Semakin kuat gelombangnya, maka teras-teras gelombangnya akan bertambah lebar.
- Kenampakan
Hasil Pengendapan Gelombang
Kenampakan bentang lahan hasil pengendapan gelombang ada beberapa macam, yaitu:
§ Gisik
(beach)
Gisik merupakan suatu bentuk pengendapan yang terjadi di pantai. Gisik terletak tinggi di atas pantai belakang atau pada posisi lainnya pada pantai depan. Kadang-kadang gisik ini terlihat seperti jembatan yang bertingkat-tingkat turun ke arah laut. Material pada gisik ini terdiri dari kerikil yang bulat-bulat, kerikil yang kasar (gravel), dan pasir.
Gisik merupakan suatu bentuk pengendapan yang terjadi di pantai. Gisik terletak tinggi di atas pantai belakang atau pada posisi lainnya pada pantai depan. Kadang-kadang gisik ini terlihat seperti jembatan yang bertingkat-tingkat turun ke arah laut. Material pada gisik ini terdiri dari kerikil yang bulat-bulat, kerikil yang kasar (gravel), dan pasir.
§ Penampang
gisik yang seimbang
Apabila dalam perkembangannya pantai yang tenggelam mencapai tingkatan gisik yang lebar dan memencarpada pantai depan, maka akan terjadi keseimbangan antara tenaga erosi dan pengangkutan yang berasal dari gelombang dari proses pengendapan arus bawah serta arus pantai yang lain. Apabila proses penyeimbangan ini terjadi, maka lereng akan terlihat bertingkat-tingkat sesuai dengan arah arus ke laut. Inilah penampang melintang pantai yang mengalami keseimbangan. Jenis pantai ini biasanya berbentuk cembung ke atas dan bertingkat-tingkat ke arah daratan.
Apabila dalam perkembangannya pantai yang tenggelam mencapai tingkatan gisik yang lebar dan memencarpada pantai depan, maka akan terjadi keseimbangan antara tenaga erosi dan pengangkutan yang berasal dari gelombang dari proses pengendapan arus bawah serta arus pantai yang lain. Apabila proses penyeimbangan ini terjadi, maka lereng akan terlihat bertingkat-tingkat sesuai dengan arah arus ke laut. Inilah penampang melintang pantai yang mengalami keseimbangan. Jenis pantai ini biasanya berbentuk cembung ke atas dan bertingkat-tingkat ke arah daratan.
§ Gisik
puncak (cusped beaches)
Gisik puncak ini terbentuk akibat kegiatan gelombang. Pada sisi yang mengarah ke laut dari beberapa gisik terdapat endapan pasir, kerikil, atau batu-batu besar yang seragam. Di bagian bawah terdapat semacam bukit kecil yang merupakan puncak gisik yang berbentuk agak cembung.
Gisik puncak ini terbentuk akibat kegiatan gelombang. Pada sisi yang mengarah ke laut dari beberapa gisik terdapat endapan pasir, kerikil, atau batu-batu besar yang seragam. Di bagian bawah terdapat semacam bukit kecil yang merupakan puncak gisik yang berbentuk agak cembung.
§ Gosong
pasir (offshore bars) atau penghalang (barrier)
Apabila dataran hasil kegiatan gelombang terbentuk cukup luas dan di daerah ini terjadi proses sedimentasi yang juga luas, maka gelombang badai yang cukup besar mampu memecah daratan dan akan membentuk semacam jembatan yang arahnya sejajar dengan garis pantainya. Endapan yang terlihat seperti jembatan ini disebut penghalang (barrier), ambang (bar), atau gosong pasir (offshore bars).
Apabila dataran hasil kegiatan gelombang terbentuk cukup luas dan di daerah ini terjadi proses sedimentasi yang juga luas, maka gelombang badai yang cukup besar mampu memecah daratan dan akan membentuk semacam jembatan yang arahnya sejajar dengan garis pantainya. Endapan yang terlihat seperti jembatan ini disebut penghalang (barrier), ambang (bar), atau gosong pasir (offshore bars).
- Kenampakan
Hasil Arus Litoral
Arus litoral bekerja secara langsung pada permukaan tanah, terutama pada tanah atau batuan yang lunak dan tidak kompak akan menjadi tenaga pengikis yang sangat hebat. Hasil dari pengikisan ini akan diendapkan pada dasar air yang dalam dan hanya sebagian saja yang ikut terbawa oleh arus. Adapun beberapa bentukan hasil kegiatan arus litoral yaitu:
§ Ujung
atau semenanjung (spits)
Arus litoral yang
mencapai permukaan air yang dalam akan kehilangan tenaga angkutnya sehingga hasil
pengikisan yang dibawa akan diendapkan. Apabila material yang dibawa arus laut
semakin banyak, maka tanggulnya (embankment) akan tumbuh semakin panjang,
lebar, dan tinggi. Apabila bagian luar tanggul ini tererosi oleh gelombang,
maka material di sepanjang lerengnya akan hanyut dan akan membentuk endapan di
atas permukaan air. Apabila material yang diendapkan jumlahnya cukup banyak,
maka pertumbuhan tanggul ini akan mengarah ke laut dalam. Pengendapan material
batuan di laut dalam yang berasal dari pulau atau permukaan tanah atau daratan
yang tinggi ini disebut semenanjung (spits). Bentukan yang normal dari
semenanjung ini sedikit cembung ke arah laut.
§ Ambang
yang bersambungan (connecting bars)
Ambang yang bersambung (connecting bars) ini terbentuk apabila terdapat semenanjung yang terbentuk pada air yang bergerak cepat yang menghubungkan pulau-pulau atau tanjung-tanjung. Kadang-kadang juga digunakan istilah ambang teluk (baybars), yaitu ambang yang terdapat pada tanjung dan melintang di mulut teluk tersebut. Sedangkan tombolo menunjukkan ambang yang terangkat bersamaan dengan pulau-pulau yang mengalami pengangkatan.
Ambang yang bersambung (connecting bars) ini terbentuk apabila terdapat semenanjung yang terbentuk pada air yang bergerak cepat yang menghubungkan pulau-pulau atau tanjung-tanjung. Kadang-kadang juga digunakan istilah ambang teluk (baybars), yaitu ambang yang terdapat pada tanjung dan melintang di mulut teluk tersebut. Sedangkan tombolo menunjukkan ambang yang terangkat bersamaan dengan pulau-pulau yang mengalami pengangkatan.
§ Semenanjung
yang membengkok (hook atau recuryed spits)
Apabila di laut sering terjadi gelombang badai, maka akan terjadi endapan baru. Dan apabila pertumbuhan tersebut mengarah ke daratan, seperti kelihatan menjadi lebih atau kurang tetap, maka akan membentuk semenanjung yang membengkok (hook atau recurved spits).
Apabila di laut sering terjadi gelombang badai, maka akan terjadi endapan baru. Dan apabila pertumbuhan tersebut mengarah ke daratan, seperti kelihatan menjadi lebih atau kurang tetap, maka akan membentuk semenanjung yang membengkok (hook atau recurved spits).
§ Putaran
(loops)
Kondisi yang berlawanan dengan terbentuknya semenanjung bengkok, maka akan terbentuk kenampakan putaran (loops). Apabila arus litoral yang membentuk semenanjung bengkok menyebabkan bentukan yang mengarah atau menjorok ke laut, naka bentukan kenampakan putaran ini menjorok ke arah daratan.
Kondisi yang berlawanan dengan terbentuknya semenanjung bengkok, maka akan terbentuk kenampakan putaran (loops). Apabila arus litoral yang membentuk semenanjung bengkok menyebabkan bentukan yang mengarah atau menjorok ke laut, naka bentukan kenampakan putaran ini menjorok ke arah daratan.
2.4 DAUR PERKEMBANGAN GARIS PANTAI
1.
Daur Perkembangan Garis Pantai yang Tenggelam
Daur perkembangan garis
pantai yang tenggelam ini dapat dipengaruhi oleh erosi sungai. Gangguan yang
terjadi di kulit bumi dan topografi di sekitar garis pantai dapat mengalami
perkembangan besar. Hal ini tergantung dari keadaan batuannya, bentuk
pantainya, kekuatan gelombang dan arus lautnya, serta tingkat perkembangan atau
stadium pantainya.
Stadium atau tingkatan perkembangan garis pantai yang tenggelam itu sendiri dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
Stadium atau tingkatan perkembangan garis pantai yang tenggelam itu sendiri dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
Stadium
dini atau awal (initial stage)
Pada tingkatan permulaan ini, keadaan garis pantai sangat tidak teratur. Teluk-teluknya dalam dan dipisahkan oleh daratan.
Stadium
muda (youthful stage)
Keadaan pantai pada stadium ini sama tidak teraturnya dengan keadaan pantai pada stadium dini. Gelombang akan menjalar dari suatu tempat ke tempat lain di sepanjang garis pantainya dan mengikuti keadaan litologis atau struktur batuannya.
Pada stadium muda awal (early youth) ditandai dengan terdapatnya pantai curam (cliff) yang sangat terjal, teras-teras gelombang yang sempit di kaki pantai cliff tersebut, serta endapan pasir. Sedangkan pada stadium muda akhir (late youth) ditandai dengan terdapatnya gisik yang makin mengecil ke arah pantai dan jenis endapan berada di tempat yang dalam airnya.
Gejala
lain dari stadium ini yaitu terbentuknya lagoon yang terbentuk di belakang dari
ambang yang bersambungan dan gosong pasir. Lagoon atau launa atau tasik itu
sendiri yaitu laut kecil yang umumnya terdapat di tepi pantai dan bentuknya
memanjang di sepanjang pantai tersebut dan terpisah dari laut oleh daratan yang
sempit.
Stadium
dewasa (mature stage)
Pada stadium ini perkembangan pantai yang tenggelam dengan kenampakan topografinya yang khas sudah banyak yang hilang. Pulau kecil, semenanjung, ambang yang bersambung, dan sebagainya dapat hilang atau berpindah tempat karena pengaruh erosi gelombang. Selain itu pada stadium ini, pantai cliff akan mengalami pelapukan yang hebat karena pengaruh cuaca dan kemiringan lerengnya semakin landai. Demikian juga dengan ketinggian dinding pantai di sekitar teluk yang menjadi semakin rendah karena pengaruh angin dan sungai. Arus litoral pada stadium ini dapat menyapu hasil-hasil endapan pantai pada jarak yang sangat jauh.
Pada stadium ini perkembangan pantai yang tenggelam dengan kenampakan topografinya yang khas sudah banyak yang hilang. Pulau kecil, semenanjung, ambang yang bersambung, dan sebagainya dapat hilang atau berpindah tempat karena pengaruh erosi gelombang. Selain itu pada stadium ini, pantai cliff akan mengalami pelapukan yang hebat karena pengaruh cuaca dan kemiringan lerengnya semakin landai. Demikian juga dengan ketinggian dinding pantai di sekitar teluk yang menjadi semakin rendah karena pengaruh angin dan sungai. Arus litoral pada stadium ini dapat menyapu hasil-hasil endapan pantai pada jarak yang sangat jauh.
Stadium
tua (old stage)
Karena pengaruh waktu, perkembangan garis pantai akhirnay mencapai usia tua. Hal ini ditandai oleh semakin melemahnya tenaga erosi yang berasal dari daratan mendekati permukaan air laut, sehingga material yang dibawa oleh gelombang dan arus laut banyak diendapkan di sepanjang garis pantai tersebut. Bentang lahan di daerah ini kelihatan sangat landai sekali dan merupakan dataran pantai dengan sudut kemiringan lerengnya sangat rendah atau kecil.
2.
Daur Perkembangan Garis Pantai yang Terangkat
Perkembangan garis
pantai yang terangkat dapat dipengaruhi oleh kegiatan gelombang, arus litoral,
dan arus pasang surut. Selain itu, erosi sungai juga dapat mempengaruhi
perkembangan garis pantai yang terangkat tersebut.
Sebelum terangkat, sungai
dapat mengerosi daratan hingga cukup dalam dan menyebabkan terbentuknya lembah
dalam stadium muda hingga stadium dewasa. Selama dan sepanjang pengangkatan,
sungai tersebut mulai melakukan pengerosian pada lembah baru yang terbentuk di
sepanjang dataran yang terangkat tersebut. Oleh karena itu, lembah sungai yang
tua sampai yang muda dapat terdapat bersama-sama di dekat laut.
Pantai yang terangkat ini dapat dibedakan lagi menjadi beberapa stadium atau tingkatan, yaitu:
Pantai yang terangkat ini dapat dibedakan lagi menjadi beberapa stadium atau tingkatan, yaitu:
Stadium
dini atau awal (initial stage)
Bentuk garis pantai
yang asli ini seolah-olah merupakan dataran pantai laut yang terangkat secara
langsung, teratur, dan berjalan secara perlahan-lahan. Dengan demikian,
kemiringannya ke arah laut sangat kecil sekali atau landai. Kadang-kadang daerah
ini merupakan daerah pasang surut yang tergenang sewaktu terjadi pasang naik
dan menjadi kering kembali setelah berlangsungnya pasang surut. Di belakang
daerah ini pada umumnya terdapat dataran pantai yang datar dan rata. Beberapa
kenampakan yang terdapat pada pantai pada stadium ini diantaranya adalah:
ü Nip
Nip merupakan pantai kliff yang tidak seberapa curam. Hal ini disebabkan karena adanya kegiatan gelombang pada pantai yang sedang mengalami pengangkatan.
Nip merupakan pantai kliff yang tidak seberapa curam. Hal ini disebabkan karena adanya kegiatan gelombang pada pantai yang sedang mengalami pengangkatan.
ü Gosong lepas pantai (offshore bar)
Apabila
permukaan pantai yang datar ini agak jauh tenggelam ke arah laut, maka apabila
terjadi gelombang yang cukup kuat akan memecah agak jauh dari pantai.
Sekembalinya ke laut, gelombang ini akan pecah dan mengangkut material lepas
yang terdapat di dasar air laut tersebut. Kadang-kadang pengangkutan material
lepas tersebut dapat berasal dari arah daratan karena naiknya gelombang yang
cukup kuat. Proses ini kemudian membentuk gosong lepas pantai yang agak kasar
dan sejajar dengan garis pantai.
Stadium
muda (youthful stage)
Pada stadium ini,
gosong lepas pantai dan pantai nip atau pantai rusak yang asli terdiri dari
bagian dalam dan luar yang keduanya merupakan hasil pengikisan air.
Beberapa kenampakan yang dijumpai dalam stadium ini adalah:
Beberapa kenampakan yang dijumpai dalam stadium ini adalah:
a) Tasik
(lagoon)
Tasik
merupakan laut kecil yang terdapat di antara garis pantai dan gosong lepas
pantai. Apabila sungai yang bermuara di laut banyak mengangkut material batuan
dari daratan, maka tasik tersebut akan tertutup oleh material endapan tersebut,
sehingga akhirnya akan bersatu dengan pantai. Proses ini dibantu oleh kegiatan
pasang-surut dan gelombang. Selain itu proses ini dapat juga dibantu oleh angin
yang membawa endapan gumuk-gumuk pasir sehingga dapat menutupi tasik tersebut.
Di Indonesia gejala-gejala seperti ini banyak dijumpai di pantai selatan
Parangtritis Yogyakarta.
b) Teluk pasang-surut (tidal inlet)
Tidal
inlet merupakan teluk kecil yang terbentuk akibat kegiatan pasang-surut. Pada
saat terbentuknya gosong lepas pantai, ketinggiannya sangat bervariasi. Aliran
air akibat pasang-surut tersebut akan melalui tempat-tempat yang rendah.
Apabila aliran air pasang-surut tersebut sama atau melebihi kekuatan gelombang,
maka tempat-tempat yang lebih rendah akan terbuka. Bekas-bekas atau
tempat-tempat yang terbuka inilah yang disebut teluk pasang-surut atau tidal
inlet.
c) Gosong
lepas pantai yang berpindah-pindah
Jika
gosong lepas pantai ini telah mencapai ukuran tertentu, maka akan menjadi
sasaran yang baik dalam pengikisan gelombang yang cukup kuat. Pada mulanya akan
terbentuk pengendapan baik ke daerah laut maupun ke arah daratan dari datangnya
gelombang. Erosi pada sisi luar dari ambang kemungkinannya membawa dasar laut
ke dasar gelombang (wave base). Dasar gelombang atau wave base merupakan
kedalaman air dimana pengaruh atau kekuatan gelombang sudah tidak terjadi lagi.
Apabila ambang berpindah-pindah ke arah daratan akan semakin kecil dan beberapa
bagian yang masih asliakan terangkut oleh arus bawah. Sebagian lagi dihanyutkan
oleh gelombang ke arah pantai. Demikian juga dengan tasik, tasik yang terdapat
di belakang ambang semakin menyempit karena tergali dari dalam dan dihapuskan.
Stadium
dewasa ( mature stage)
Pada
stadium ini, perkembangan garis pantai yang mengalami pengangkatan, tasik,
rawa-rawa, teluk pasang-surut, pantai kliff yang tidak terlalu curam, serta
gosong pantai telah banyak mengalami pengrusakan. Dalam keadaan asli, lereng
yang landai serta dataran rendah yang lembek dapat tererosi ke bawah hingga ke
dasar gelombang dan pada air dalam merupakan tenaga perusak yang sangat kuat ke
arah pantai atau pantai kliff yang landai.
Stadium tua (old stage)
Secara teoritis,
kenampakan pantai yang terangkat pada stadium ini sama dengan stadium dewasa.
Garis pantai akan selalu terus mundur sebelum pengikisan gelombang. Hasil
pembuangan atau pengikisan dari daratan akan segera diangkut oleh arus air dan
diendapkan pada dasar laut yang dalam.
2.5 PROSES TERBENTUKNYA PANTAI
Proses yang terjadi di
daerah pantai, seperti pengendapan dari daratan dan laut, arus laut,
ombak/gelombang, tektonik dan sebagainya menyebabkan perubahan pantai dan
bentuk pantai yang berbeda-beda. Asosiasi alami bahwa pantai selalu terletak di
bagian tepi dari kontinental. Secara umum material penyusunnya berupa pasir
dengan segala ukuran tergantung sumber material sekitar dengan struktur
horisontal, rona cerah, tekstur halus dan pola teratur-seragam. Vegetasi jarang
sebatas mintakat pantai seperti pandanus, bakau dan beberapa jenis lainnya,
permukiman jarang kecuali telah dimanfaatkan untuk kawasan pariwisata, relief
datar dan proses utama adalah pengendapan membentuk bentukan-bentukan khas
pantai seperti swale, laguna, bar, bukit pantai dan dataran aluvial pantai (coastal
aluvial plain). Beberapa bentang alam pantai antara lain :
v Dataran abrasi (Mda), yaitu suatu dataran
hasil erosi gelombang laut yang menghancurkan dinding pantai.
v Split (Msp), yaitu endapan pantai dengan suatu
bagian tergabung dengan daratan dan bagian lainnya menjorok ke laut.
v
Tombolo (Mtb), yaitu suatau endapan tipis yang menghubungkan suatu pulau dengan
daratan utama.
v
Bars (Mbr), yaitu hampir sama dengan split, tetapi bars menghubungkan “headland”
satu dengan lainnya yang biasa terbentuk di muara sungai. Apabila di belakang
bars terakumulasi endapan lanau (silt), maka akan terbentuk “mud
flats”.
v
Beach (Mbc), yaitu dataran pantai yang tersusun oleh endapan pasir dan kerikil
dan Gumuk pasir pantai yang terbentuk pada
pantai berpasir dengan aktivitas angin yang kuat membentuk bukit-bukit pasir di
depan pantai (biasanya dimasukkan sebagai hasil proses angin).
Tenaga yang
mempengaruhi proses pembentukan pantai, baik secara langsung maupun tidak
langsung ada beberapa macam, yaitu gelombang laut, arus litoral, pasang naik
dan pasang surut, tenaga es,
dan kegiatan organisme laut.
- Gelombang Air Laut
Gelombang dapat terjadi
dengan beberapa cara, misalnya longsoran tanah laut, batu yang jatuh dari
pantai curam, perahu atau kapal yang sedang lewat, gempa bumi di dasar laut,
dan lain sebagainya. Diantaranya adalah gelombang yang disebabkan oleh angin.
Angin akan berhembus dengan kencang apabila terjadi ketidakseimbangan tekanan
udara. Karena tekanan yang tidak sama di permukaan air itulah yang menyebabkan
permukaan air berombak.Adanya gelombang ini sangat penting dalam perkembangan
garis pantai.
2.Arus
Litoral
Selain gelombang air
laut, arus litoral juga merupakan tenaga air yang sangat penting pengaruhnya
dalam pembentuka garis pantai. Pengaruh arus litoral terhadap perkembangan
garis pantai dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tekanan atau kekuatan
angin, kekuatan gelombang laut, kedalaman air, dan bentuk pantainya. Apabila
bentuk pantainya landai dan proses pengendapannya cukup besar, maka arus
litoral mempunyai pengaruh yang sangat penting sebagai tenaga pengangkut. Pada
daerah pantai yang tersusun dari batuan yang tidak kompak, proses erosi akan
bekerja sangat intensif. Jika hasil pengendapan terangkut dari permukaan air
yang dangkal menuju permukaan air yang lebih dalam, maka arus litoral merupakan
tenaga yang sangat efektif dalam proses pengendapan di pantai.
3.Pasang Naik
dan Pasang Surut
Pengaruh pasang-surut
yang terpenting terhadap pembentukan pantai adalah naik-turunnya permukaan air
laut dan kekuatan gelombangnya. Apabila gelombang besar terjadi pada saat
pasang naik akan merupakan tenaga perusak yang sangat hebat di pantai. Arus air
yang ditimbulkan oleh pasang naik dan pasang surut akan bergerak melalui
permukaan terbuka dan sempit serta merupakan tenaga pengangkut endapan daratan
yang sangat intensif.
4. Tenaga Es
Pengaruh tenaga es yang
terpenting yaitu adanya pengkerutan es dan pemecahan atau pencairan es. Air
yang berasal dari bawah akan naik dan mengisi celah-celah dan akhirnya akan
membeku. Apabila terjadi perubahan iklim, maka es akan mencair sehingga
permukaan airnya akan bertambah besar.
- Organisme
Jenis
binatang laut yang sangat penting dalam proses pembentukan garis pantai beserta
perubahannya salah satunya yaitu binatang karang. Binatang karang yang paling
banyak membentuk batuan karang ialah golongan polyps. Polyps merupakan jenis
binatang karang yang sangat kecil yang hidup dengan subur pada air laut yang
memiliki kedalaman antara 35-45 meter. Jenis
makhluk hidup lain yang berpengaruh pada perkembangan pantai ialah
tumbuh-tumbuhan ganggang (algae). Ganggang merupakan jenis mikro flora yang
dapat membantu pengendapan dari larutan yang mengandung kalsium karbonat
menjadi endapan kapur.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah memperhatikan
isi dalam pembahasan di atas, maka dapat penulis tarik kesimpulan sebagai
berikut:
Ø
Geomorfologi asal marin merupakan
bentuk lahan yang terdapat di sepanjang pantai.
Pantai (Shore) adalah daerah peralihan antara
permukaan air tertinggi dan terendah.
Ø
Antara pantai yang satu dengan
garis pantai yang lainnya mempunyai perbedaan. Perbedaan dari masing-masing
jenis pantai tersebut umumnya disebabkan oleh kegiatan gelombang dan arus laut.
Ø
Erosi gelombang sangat mempengaruhi
terjadinya garis pantai. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya erosi
gelombang, misalnya ukuran dan kekuatan gelombang, kemiringan lereng dan
ketinggian garis pantainya, komposisi batuannya, kedalaman airnya, serta
lamanya proses tersebut berlangsung.
Ø
Daur perkembangan garis pantai yang
tenggelam ini dapat dipengaruhi oleh erosi sungai. Perkembangan garis pantai yang
terangkat dapat dipengaruhi oleh kegiatan gelombang, arus litoral, dan arus
pasang surut.
Ø
Proses yang terjadi di daerah
pantai, seperti pengendapan dari daratan dan laut, arus laut, ombak/gelombang,
tektonik dan sebagainya menyebabkan perubahan pantai dan bentuk pantai yang
berbeda-beda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar