Selasa, 29 April 2014
Bumi telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Bumi
merupakan planet dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang dekat dengan matahari.
Jarak bumi dengan matahari sekitar 150 juta km, berbentuk bulat dengan radius ±
6.370 km. Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis mahluk hidup.
Permukaan bumi terdiri dari daratan dan lautan. Secara struktur, lapisan bumi
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
1. Kerak bumi (crush)
Kerak Bumi atau Crush merupakan kulit bumi bagian
luar (permukaan bumi). Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan
batuan yang terdiri dari batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi
tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi
mencapai 1.100 oC. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga
kedalaman 100 km dinamakan litosfer.
2. Selimut atau selubung (mantle)
Selimut atau selubung (mantle) merupakan lapisan
yang terletak di bawah lapisan kerak bumi. Tabal selimut bumi mencapai 2.900 km dan
merupakan lapisan batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi
mencapai 3.000 oC.Pojok Pedia
3. Inti bumi (core)
Inti bumi (core) yang terdiri dari material cair, dengan
penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang
terdapat pada kedalaman 2900 – 5200 km. Lapisan ini dibedakan
menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. Lapisan inti luar
tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya
mencapai 2.200 oC. inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan
diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi
yang suhunya mencapai 4.500 oC.
Struktur Lapisan Bumi
Berdasarkan susunan
kimianya, bumi dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni bagian padat
(lithosfer) yang terdiri dari tanah dan batuan; bagian cair (hidrosfer)
yang terdiri dari berbagai bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau dan
sungai; bagian udara (atmosfer)
yang menyelimuti seluruh permukaan bumi serta bagian yang ditempati oleh
berbagai jenis organisme (biosfer).
Keempat komponen tersebut berinteraksi secara aktif satu sama lain, misalnya
dalam siklus biogeokimia dari berbagai unsure kimia yang ada di bumi, proses
transfer panas dan perpindahan materi padat. Empat macam susunan kimia yang terdapat di Bumi, yaitu :
A. Atmosfer
Atmosfer adalah
lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh dengan ketebalan lebih
dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi terutama karena adanya
pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran bumi. Perputaran bumi ini akan
mengakibatkan bergeraknya masa udara, sehingga terjadilah perbedaan tekanan
udara di berbagai tempat di dalam atmosfer yang dapat menimbulkan arus angin.
Pada lapisan
atmosfer terkandung berbagai macam gas. Berdasarkan volumenya, jenis gas yang
paling banyak terkandung berturut-turut adalah nitrogen (N2) sebanyak 78,08%,
oksigen (O2) sebanyak 20,95%, argon sebanyak 0,93%, serta karbon dioksida
(CO2) sebanyak 0,03%. Berbagai jenis gas lainnya jufga terkandung dalam
atmosfer, tetapi dalam konsentrasi yang jauh lebih rendah, misalnya neon (Ne),
helium (He), kripton (Kr), hidrogen (H2), xenon (Xe), ozon (O3), metan dan uap
air.
Di antara gas-gas yang terkandung di dalam atmosfer tersebut, karbon dioksida dan uap air terkandung dalam konsentrasi yang bervariasi dari tempat ke tempat, serta dari waktu ke waktu untuk uap air.
Lapisan
Atmosfer Bumi
B. Hidrosfer
Air adalah senyawa gabungan dua atom hidrogen dengan satu atom oksigen
menjadi H2O. Sekitar 71% permukaan bumi merupakan wilayah perairan.
Lapisan air yang menyelimuti permukaan bumi disebut hidrosfer.
Hidrosfer merupakan wilayah perairan yang mengelilingi bumi. Hidrosfer meliputi
samudra, laut, sungai, danau, air tanah, mata air, hujan, dan air yang berada
di atmosfer. Sekitar tiga perempat dari permukaan bumi ditutupi oleh air. Air
di bumi bersirkulasi dalam lingkaran hidrologi, di mana air jatuh sebagai hujan
dan mengalir ke samudra-samudra sebagai sungai dan menguap kembali ke atmosfer.
Air di alam terbagi menjadi tiga,
sebagai berikut:
a) Air di permukaan bumi, meliputi laut, sungai, danau, rawa, salju, es, dan
gletser.
b) Air di udara, meliputi uap air, kabut, dan berbagai macam awan.
c) Air di dalam tanah, meliputi air tanah, air kapiler, geiser, dan artois.
Jumlah air di
bumi tidak bertambah dan tidak berkurang, namun wujud dan tempatnya sering
mengalami perubahan. Perubahan wujud air (padat, cair, dan gas) membentuk suatu
siklus atau daur yang disebut siklus/daur hidrologi.
Siklus hidrologi adalah proses perputaran air, dari air menguap menjadi awan, dan apabila sudah mencapai titik jenuh awan tersebut akan jatuh dalam bentuk air hujan begitu seterusnya. Dalam siklus hidrologi air mengalami perubahan bentuk.
Siklus hidrologi adalah proses perputaran air, dari air menguap menjadi awan, dan apabila sudah mencapai titik jenuh awan tersebut akan jatuh dalam bentuk air hujan begitu seterusnya. Dalam siklus hidrologi air mengalami perubahan bentuk.
Berbagai perubahan bentuk air dalam siklus hidrologi
diuraikan sebagai berikut:
Ø Proses penguapan air permukaan, seperti air laut, sungai, danau, sawah, dan
air yang terkandung dalam tumbuhan menguap karena terkena sinar matahari.
Proses penguapan tersebut disebut dengan evaporasi, di mana dalam proses ini
terjadi perubahan bentuk air dari cair menjadi uap air atau awan.
Ø Uap air dari hasil penguapan pada ketinggian tertentu berubah menjadi awan
dan ada yang terbawa angin naik ke pegunungan, karena pengaruh udara dingin air
berubah menjadi awan. Dalam proses ini terjadi perubahan bentuk air dari cair
menjadi gas (uap) dan berubah lagi menjadi embun bahkan menjadi kristal-kristal
es (benda padat).
Ø Awan sampai pada suhu dan ketinggian tertentu akhirnya jatuh ke bumi dalam
bentuk hujan. Dalam proses ini air yang berbentuk padat (kristal es) jatuh ke
permukaan bumi menjadi air. Air hujan yang jatuh di permukaan bumi ada yang
mengalir di permukaan tanah (mengalir ke sungai, danau, dan laut) dan ada pula
yang meresap ke dalam tanah. Air yang berada di permukaan tanah akan menguap
lagi menjadi uap air dan awan, kemudian turun menjadi hujan, begitu seterusnya.
Energi matahari yang datang di
permukaan bumi menyebabkan penguapan air ke bagian atmosfer. Kemudian di
atmosfer uap air ini mengalami kondensasi dan selanjutnya akan jatuh sebagai
hujan.
Pemanasan oleh sinar matahari menyebabkan suhu air laut di darah
tropis lebih panas dibandingkan suhu air laut yang terletak di belahan bumi
lainnya. Akibatnya, timbul arus vertikal ke arah permukaan laut di daerah
tropis serta arus ke arah dasar laut di daerah kutub. Adanya arus
vertikal ini juga mengakibatkan perbedaan tekanan teanan air laut antara daerah
tropis dengan daerah kutub. Perbedaan ini bersamaan dengan perputaran
bumi serta arus angin akan menimbulkan arus air di permukaan air laut yang
membantu distribusi organisme-organisme di laut.
Hidrosfer meliputi samudera, laut,
sungai, danau, gletser, salju, air tanah, serta uap air di atmosfer.
C. Lithosfer
Lithosfer berasal dari bahasa yunani yaitu
lithos artinya batuan, dan sphera artinya lapisan. Lithosfer merupakan lapisan kerak bumi yang paling luar dan terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200
km. Lithosfer adalah lapisan kulit bumi paling luar yang berupa batuan
padat. Lithosfer tersusun dalam dua lapisan, yaitu kerak dan selubung,
yang tebalnya 50 – 100 km. Lithosfer merupakan lempeng yang bergerak
sehingga dapt menimbulkan persegeran benua.
Penyusun utama
lapisan lithosfer adalah batuan yang terdiri ari campuran antar mineral sejenis atau tidak sejenis yang
saling terikat secara gembur atau padat. Induk batuan pembentuk litosfer
adalah magma, yaitu batuan cair pijar yang bersuhu sangat tinngi dan terdapat
di bawah kerak bumi. Magma akan mengalami beberapa proses perubahan sampi
menjadi batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
Lithosfer memegang peranan penting dalam kehidupan tumbuhan. Tanah
terbentuk apabila batu-batuan di permukaan litosfer mengalami degradasi, erosi
maupun proses fisika lainnya menjadi batuan kecil sampai pasir.
Selanjutnya bagian ini bercampur dengan hasil pemasukan komponen organis mahluk
hidup yang kemudian membentuk tanah yang dapat digunakan sebagai tempat hidup
organisme.
Tanah merupakan
sumber berbagai jenis mineral bagi mahluk hidup. Dalam wujud aslinya, mineral-mineral ini
berupa batu-batuan yang treletak berlapis di permukaan bumi. Melalui
proses erosi mineral-mineral yang menjadi usmber makanan mahluk hidup ini
seringkali terbawa oleh aliran sungai ke laut dan terdeposit di dasar laut.
Litosfer
Sebagai Struktur Lapisan Bumi
Lithosfer terdiri dari dua bagian utama, yaitu:
Ø Lapisan Sial
Lapisan Sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan
alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3.Pada lapisan sial (silisium
dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit andesit
jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua.
Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak, bersifat padat dan batu bertebaran
rata-rata 35km.
Kerak bumi ini
terbagi menjadi dua bagian yaitu:
a) Kerak benua, merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit di bagian atasnya
dan batuan beku basalt di bagian bawahnya. Kerak ini yang merupakan benua.
b) Kerak samudera, merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut pada bagian atas,
kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari
batuan beku gabro dan peridolit. Kerak ini menempati dasar samudra
Ø Lapisan sima
(silisium magnesium)
Lapisan Sima yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh logam logam
silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa Si O2 dan Mg O lapisan ini
mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada lapisan sial karena mengandung
besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt. Lapisan
merupakan bahan yang bersipat elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65 km.
D. Biosfer
Biosfer merupakan sistem
kehidupan paling besar karena terdiri dari gabungan ekosistem yang ada di
planet bumi. Sistem ini mencakup
semua mahluk hidup yang berinteraksi dengan lingkungannya sebagai kesatuan
utuh.
Secara
entimologi, biosfer berasal dari dua kata,
yaitu bio yang berarti hidup dan sphere yang berarti lapisan.
Dengan demikian dapat diartikan biosfer adalah lapisan tempat tinggal mahluk
hidup. Termsuk semua bisofer adalah semua bagian permukaan bumi yang
dapat dihuni oleh mahluk hidup.
Pemahaman mengenai
biosfer sangat penting untuk pengelolaan sumberdaya hayati, terutama karena
perkembangan flora dan fauna yang semakin berkurang. Salah satu
penyebabnya adalah terjadinya degradasi hutan akibat kebakaran ataupun
pembukaan hutan untuk pemukiman.
Organisme
hidup tersusun oleh berbagai unsur
yang berasal dari biosfer, baik air, mineral maupun komponen-komponen penyusun
atmosfer. Secara fisik biosfre ini terbagi tiga, yaitu litosfer,
hidrosfer dan atmosfer.
Salah
satu bentuk dari lingkungan hidrosfer
adalah terbentuknya gambut. Gambut terletak di antara atosfre dan
litosfer, pada lain pihak tumbuh juga dalam hidrosfer. Gambut
merupakan suatu bentuk organis sebagai asal mula pembentukan batu
bara. Di dalamnya hidup beraneka ragam mikro-plankton yang amat cepat
pertumbuhannya, sedangkan umur jasad-jasad tersebut sangat pendek dan ketika
mati akan terendap dalam rawa.
Lapisan gambut
mengandung semua macam garam makanan tanaman yang terlarut dalam air tanah. Gambut dibagi menjadi beberapa
daerah, yaitu:
a. Gambut ombrogin, sebagai gambut pantai,
terdapat di dataran tanah Sumatera, Kalimantan dan Irian.
b. Gambut topogin, terdapat pada tanah
dataran Jawa (Pangandaran) dan Sumatera serta di tanah pegunungan Jawa dan
Sulawesi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar